21 Mei 2006
Achilles, pahlawan dari zaman perang Troya, kuat melawan prajurit mana pun. Siapa pun. Tangguh dalam perang apapun. Achilles, mendapatkan kekuatannya setelah ditenggelamkan terbalik pada sungai (sungai entah apa saya lupa), oleh ibunya ketika bayi. Mata kakinya yang tidak ikut terendam dalam sungai, menjadi bagian terlemah dari dirinya. Pada mata kaki itulah, ibunya menumpu berat tubuh Achilles kecil.
Seorang teman bercerita, kadang dia merasa seperti Achilles. Dia yakin dulu ibunya merendam dirinya pada sungai yang sama seperti ibu Achilles merendam anaknya. Mungkin belajar dari pengalaman orang lain, ibu teman saya itu merendam anaknya dengan posisi yang berbeda. Alih-alih menenggelamkan dengan posisi terbalik, teman saya direndam seluruh tubuhnya, dalam posisi telentang. Karena itulah, dia merasa kuat dan berani melakukan hal apapun juga. Namun, tampaknya ibunya menenggelamkan dia hanya sebentar. Sepertinya air sungai belum cukup meresap ke organ-organ dalam tubuhnya. Her heart became her vulnerable point since that time.
Itukah sebabnya hatinya terlampau rapuh? Terlampau sensitif sehingga luka sedikitpun dapat melemahkannya?
One thought on “The Most Vulnerable Point of Achilles”
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
heemmm begitu ya…. kayak’nya dulu hati gw dowang yg kecemplung, kerendem tiga hari untung ketemu lagi he..he…
*ditabok anan, tapi nggak kena*