Toilet vs Televisi

72,5 Juta Warga Indonesia Bersanitasi Buruk

Duh!

Apakah masyarakat Indonesia sebegitu miskinnya sehingga tidak mampu mengupayakan tersedianya sanitasi yang memadai. Saya ingat pengalaman turun lapang MK Sosiologi Pedesaan waktu saya masih kuliah. Kami tinggal di sebuah perkampungan buruh pemetik teh di Gunung Salak. Hampir seluruh penduduk di dusun yang saya tinggali punya kamar mandi yang sangat jauh dari layak. Sumur dengan air yang kotor, bersebelahan dengan tempat p*p. Setelah p*p kan kemudian kita flush, “buangan” kita itu mengalir tidak jauh dari kamar mandi menuju semacam kolam gitu lah. Tidak jauh dari situ ada tempat penampungan air dari mata air (plus air hujan) yang airnya digunakan untuk keperluan sehari-hari. Tidak ada yang punya akses ke PAM. Fisik kamar mandinya, eheum…berlantai tanah dan berdinding bilik yang bisa diintip dari banyak celah. Ada juga yang cuma bertutup triplek. Tiga hari menginap di sana, saya cuma mandi dua kali. Hehehe….

Anehnya (menurut saya sih aneh), sebagian besar dari mereka punya televisi besar-besar, VCD player (udah keren pada jaman itu) dan karaoke set. Ada juga yang punya mesin cuci. Humm… ternyata mereka memilih untuk spend their money untuk barang-barang elektronik yah.

: warga di sini sebagian besar punya TV dan VCD ya, Pak.

+ : ya Neng, kan hiburan ke luar mah jauh. Jadi (harus) punya hiburan di rumah.

Ketika pembicaraan menyinggung mengenai kondisi kamar mandi.

: kenapa ga dipake buat benerin kamar mandi, pak? Setidaknya supaya lebih tertutup gitu.

+ : ah di sini mah siapa juga yang mau ngintip tetangga, Neng? Sama-sama punya “barang”, kok!

Ternyata benar kata teman saya, semiskin-miskinnya orang Indonesia pasti masih mampu beli TV. Kamar mandi, karena letaknya di belakang, menjadi urusan belakangan (alias bukan prioritas).

Moral postingan ini: Utamakan sanitasi! Waspadai cemaran E. coli pada air minum!

23 thoughts on “Toilet vs Televisi

  1. kl dit4 saya ada rumah dipinggir kali reot cuma pake bambu, kamarmandi jelas dipingir sungai gt tapi diatas atapnya ada astro, di depan rumahnya terparkir kendaraan laki suzuki ga tau tipenya apa, trus ada innova satu…

  2. di daerah syaa diluar Jawa sana lebih banyak lagi yang belum terpikirkan apa itu sanitasi.
    paling tidak dikampanyekan dari keluarga terdekat lha

  3. +: ah di sini mah siapa juga yang mau ngintip tetangga, Neng? Sama-sama punya “barang”, kok!
    ——————-

    tp kan masing2 orang punya barang yg beda pak?

  4. mungkin perlu ada sales ato tukang kredit toilet keliling plus iming2 hadiah jaket plus helm ato sejenisnya? Ato numpang iklan layanan pada tayangan tipi “cerita sinetron ini akan lebih menarik bila disaksikan dari toilet yang bersih” :mrgreen:

  5. kalo dari kalimat aja kita tidak pernah punya kata asli dari toilet kan ?

    kalo pengen pup, bilangnya mau “kebelakang” atau “kamar kecil”….

    padahal banyak dari petani2 yang kaya2 itu bisa pada naek haji loh…. 😀

  6. Ya begitulah… efek dari teknologi. Kalau rumah belum punya tv kok rasanya kurang Afdol 🙂 padahal isi TV sekarang banyak yang gak mendidik

  7. Terkadang saya menjumpai kloset wc yang ada di public area sering tidak disiram oleh pemakainya setelah dipakai, even di hotel berbintang empat/lima. Banyak dari bangsa ini yang masih biadab (belum beadab) dalam menggunakan toilet. Jus’t coment !

  8. @panggiring
    ya! bikin perubahan dengan cara yang tidak menggurui

    @mbilung
    benar sekali. tapi efek ngintip orang mandi di mana2 sama tho? :p

    @ekowanz
    mungkin itu mubil dan astro punya tetangganya

    @fetro
    kalo gitu jangan lupa bawa tissue basah!

    @[H]Yudee
    *nge heng juga*

    @gage batubara
    silakan studi banding ke TKP 😀

    @sayur asem
    wah bisa segera dirancang konsep iklannya?

    @paman tyo
    sanitasi (dan televisi), saya juga setuju!

    @adithz
    naik haji sekalian nyobain toilet Arab nan canggih

    @kenji
    ngga perlu di pedalaman, setengah jam naik angkot dari IPB Dramaga, masih ada masyarakat yang “dolbon” alias mo*** (pup) di kebon

    @alhakin
    Let’s turn off the TV

    @titiw
    sinetron indonesia: sedekat2nya telepon di rumah, pasti selalu nelepon pake henpon

    @dani prasetyo
    sekalian aja dolbon! hahahah

    @hedi
    husshh.. jangan dong ah! baunya ke mana2!

  9. Gw baru tau klo Tivi ama kamar mandi ada hubungannya….hihihihihi
    Yang jelas sih sebagian orang tuh masih terpaku dengan tradisi lamanya, tapi di sisi lain berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, jadi begitu deh hasilnya.
    Tapi yang aneh, kenapa dengan sanitasi yang buruk orang2 seperti itu bisa bertahan hidup sampai sekarang?! Mungkin karena mereka seneng2 aja kali, jadinya sugestif dengan kesehatan mereka. Istilahnya di dalam jiwa yang kuat terdapat tubuh yang sehat…(kebalik ya…hehehehe)

  10. ikh…nazonk yaaaa, mendingan kagak gablek tv d drpd tidax ada toilet…..

    yaa.. mungkin perlu dipasang tv tuch di toiletnya…hehehe

  11. Wah,, dlu kuliah jurusan KPM di IPB ya mbak??
    Aku lg nyri2 ttg Sanitasi bwt Skripsi aku trus nemu blog ini,, bagus2,, bwt pemasukan..
    Untung waktu aku turun lapang Sosped dulu tempat aku tinggal dulu udh ada WCnya,, lumayan lah.. tapi ada juga temen yg dpt rumah tanpa WC…
    Sanitasi di Indonesia masih buruk, mw di pedesaan dn perkotaan kayak Jakarta pun msh ada aja yg buat BAB sembarang…
    Ayo ajak n rubah perilaku masyarakat,,
    STOP BABS (BAB Sembarangang) n cuci tangang pake sabun…

  12. JASA LIMBAH YULI JASA LIMBAH YULI Jasa Layanan Se JAKARTA BOGOR DEPOK TANGERANG & BEKASI : Sedot WC; Air Kotor; Saluran mampet;Rembesan & Bikin Septictank Silahkan Segera Hubungi YULI No. Tlp. 021-98736434 & 021-70560098

Leave a Reply to [H]Yudee Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: