Ketika Ide Mentok di Ujung Jari

Pernahkah merasakan ingin membuat tulisan (entah posting blog atau artikel di media massa), namun kemudian mati gaya manakala berhadapan dengan keyboard dan monitor? Rasanya mentok, sulit menyusun kata-kata, sulit merangkai kalimat. Rasanya ide mentok di ujung jari.

Saya seorang kuli, 5-6 hari dalam seminggu bergelut dengan pekerjaan. Malam hari, tubuh terlampau lelah bahkan sekadar untuk menyalakan komputer. Selama 5-6 hari dalam seminggu, tidak ada waktu untuk membuat tulisan. Selama itu pula, ide-ide berlompatan dan cuma jadi poin-poin tulisan yang diketik di Notepad. Inginnya, akhir minggu menjadi waktu terbaik untuk membuat tulisan, dengan lancar dan tanpa gangguan karena biasanya nggak ada kencan. Tapi ketika tiba waktunya, keran ide terasa mampet. Sulit dalam menentukan kata-kata, sulit menentukan alur tulisan juga paragraf pembuka.

Ah sesulit itukah? Begitulah yang sedang saya rasakan belakangan ini.

Apa kira-kira sebabnya ya? Khusus yang saya rasakan, penyebab yang sering muncul adalah:

  1. Tulisan tidak langsung dibuat sejak ide pertama kali muncul. Ah ya namanya juga kuli. Saya sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan ketika ide postingan muncul. Saat tiba waktunya menulis, lampu ide itu sudah telanjur meredup.
  2. Ide belum matang, karena itulah seringkali terasa sulit untuk melanjutkan penulisan. Ide masih terasa dangkal dan jadi bingung menentukan sudut pandang penulisan.
  3. Performa otak sedang turun. Untuk perempuan, terutama berkaitan dengan naik-turunnya performa otak berdasarkan siklus hormonal bulanan. Pengaruh estrogen bermain di sini. Ada saat-saat di mana perempuan otak perempuan terasa cling-cling, ada saat-saat di mana berpikir kerap kali dirasakan menemui jalan buntu.

Itulah sebab-sebab yang saya sering rasakan. Draft kemudian bertumpuk, tanpa ada satu pun yang menjadi “tulisan”. Tulisan-tulisan yang tidak tuntas ada kalanya menciptakan perasaan bersalah sendiri pada saya (walaupun sebenarnya harusnya nggak segitunya kaliii..). Rasanya tidak tenang, bila ada ide yang ingin dibagi (bahkan sudah sempat diketik) tapi batal atau tertunda menjadi tulisan utuh.

Saya kemudian mencari-cari hal-hal yang bisa dilakukan untuk menumpas kebuntuan ini. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan:

  1. Memaksakan diri menulis. Yah pokoknya tulis saja semua yang terpikir, masalah paragrafnya nyambung atau nggak urusan belakangan. Sip, ini untuk mencegah semangat menurun drastis, namun ada resikonya, yaitu tercipta tulisan yang jelek.
  2. Tulis poin-poin saja. Berbeda dengan nomor satu, saya cuma menulis beberapa kata yang terpikir saja. Seiring pertambahan jumlah katanya, maka tersedia kata-kata yang bisa dipindah-pindah letaknya. Lalu terbentuklah suatu kerangka, setelahnya akan lebih mudah untuk mengisinya dengan kalimat-kalimat.
  3. Rehat sebentar, untuk mencari ide. Bisa masuk ke ruang diskusi, bisa membaca-baca atau blogwalking. Ada sedikitnya dua manfaat: bisa mendapat bahan baru untuk memperkaya tulisan, atau malah mendapat ide tulisan baru.
  4. Restart proses penulisan. Ini hasil ngobrol dengan Mas Momon: draft itu kadangkala membatasi. Mungkin ketika membaca draft, kita menemukan bahwa tulisan kita jelek. Jadilah draft-nya nggak dipakai. Maka perlu restart proses penulisan: membuat tulisan baru walaupun masih menggodok ide yang sama.

Ah, ternyata dengan menuangkan unek-unek tentang kebuntuan yang sedang saya rasakan, malah tercipta satu postingan untuk meng-update blog ini.

Moral postingan ini: Menulis itu kebutuhan, tapi jangan jadikan itu keharusan yang jadi membebani.

21 thoughts on “Ketika Ide Mentok di Ujung Jari

  1. Perlu baca buku motivasi kali non, kayaknya buku “7 hari mencari cinta” bagus tuh, ehh ada ngak ya judul itu ;)). biar kalo malam minggu ada yg “Ganggu”

    salam Kenal

  2. hmmm, kadang aku baca koran berita dll nya untuk di ceritain di blog, kalo kisah sehari harinya sih ngga terlalu keren…. jadi gak mutu kl diceritain, ehehehehe

  3. he.he.. alo non. wah.wah.. nulis itu sebegitu blibet yak? setuju banget buat moral postingan non dita di atas. dalam suatu pelatihan kelas berat.. hasil akhirnya berupa tulisan.. panjang banget deh.. yang isinya merupakan apapun yang ada dikepala si peserta pelatihan itu. intinya sih pada “niat”.. masalah mekanisme itu belakangan.
    setau gw, yang jarang nulis ini, tips ampuh pertama untuk nulis emang sesegera mungkin nulisin ide yang melompat. ah.. situ pasti uda tau banget hal yang beginian.
    apapun kerjanya.. menulis atau tidak.. asal niatnya jelas.. mekanisme gak akan lari kemana.

    note: cara mencari “niat”.. jawab pertanyaan “kenapa saya menulis?” ..terus bertanya “kenapa” sampai tak bisa lagi menjawabnya.

    imho.

  4. aaah kok sama banget!!! saya juga merasa begitu akhir-akhir ini. Jadilah cuma posting-posting ngga penting.. Lah, blogwalking juga bikin otak makin buntu ternyata… hihihihi
    parah..

  5. #4 adalah jalan terakhir 😀

    tapi kalau udah mentok, rupanya membuang draft dan mulai dari nol bener-bener manjur buat saya.

    jadi sekarang 4 idenya udah jadi tulisan belum 😀

  6. ahhh, saya kok kebalik deh, jari2 saya gatal banget kalo tidak meanri2 diatas keyboard, tapi karena tidak ada yg jumaplitan diotak saya… jadi postingnya ya itu2 daong, hehehe…

    Tukeran mau??? 🙂

  7. Nulisnya jangan pas di kantor …. ini termasuk korupsi waktu kerja …
    Gimana ide mo lancar …. kalo bentar-bentar nengok bos lagi di mana ya…?

  8. he..he.. kalo gw kadang” suka pengen nulis anu eh tiba-tiba dapet ide dari anu tadi tapi jadi nulis tentang yg laen, anunya masuk draft deh he…he…

    ngerti nggak ?? gw sendiri bingung neh ngomong apaan ??

  9. menulis singkat 1-2 paragraph, yg penting ide tertuliskan.

    kebanyakan numpuk draft, buat saya, biasanya malah jd beban dan malah hilang mood nulis.

    nb: heeh, titi temen kuliah. 2 minggu lalu satu bis ke jkt.

  10. dulu aku ngebet banget punya laptop internet tanpa batas (unlimited) untuk browsing chatting dll tapi belum genap seminggu i udah bosan. ini itu aja yang bisa dikerjain. nyari bisnis pun tak ada yang cocok sama sekali dengan hati. pengennya mencari profit tambahan. maklum penghasilan paspasan. pengennya nulis karya2 ttt tapi apa yang aku punya untuk aku tuangkan dalam tulisan pun rasanya tidak ada yang menarik sama sekali. kadang kadang juga merasa bosan dengan aktivitas sehari3 yang monoton sama sekli. tulisan abang cukup bagus. aku pengen seperti itu. mulai dari yang kecil. mulai dari diri sendiri. mulai sekarang juga. jangan ditunda2. maaf kalau gondok membaca komentar nih. ini hasrat sesaat yang terlampiaskan. jadi ya cuma pelampiasan. tak bermutu. its ok. yang penting ada sedikit aja yang terpengaruh entah baik entah buruk akan i syukuri. terserah lah. tuh sinetron nggak mutu juga di depan mata. dari tadi tak cuekin terus. biar mengalir seperti air. yang mengalir terus mengalir. alah udah dulu ah. thanks for all

Leave a Reply to JalanSutera dot Com Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: