Cibujang dan Belah Durian Siang-siang

Pose Layak Publish (Zam, Nonadita, Gage & Simbok)

Simbok: Nona, Cibujang yuk?
Nonadita: Cibujang itu apa?
Simbok: =)) *tertawa berguling-guling merayakan ke-ndeso-an nonadita*

Sepotong percakapan tersebut mengawali rangkaian kegiatan kopdar yang menyenangkan pada akhir minggu ini. Simbok menginisiasi kopdar dadakan di Cafe et Cetera, yang kemudian berbuah rencana jengjeng ke kebun durian Warso di selatan Kabupaten Bogor. Dari Cibujang di mana aroma coklat panas mengepul hingga murak duren di rerumputan Warso Farm, di sanalah perasaan senang ini berkembang.

Sebelum lebih jauh, saya jelaskan dulu apa itu Cibujang. Cibujang adalah salah satu tempat belanja dan rekreasi yang aduhai jauhnya dari Kota Bogor. Letaknya di tepi jalan tol Cibubur. [OMG, CIBUbur JANGsyen maksud lo??]. Benar, Saudara. Silakan menjura pada Gage untuk penciptaan ejaan ajaib namun orisinil ini.

Pada Sabtu sore yang cerah, di Cafe et Cetera rendezvous ini terlaksana. Kami memilih sofa-sofa yang letaknya agak tersembunyi di pojokan kafe. Ke depannya, kami menemukan bahwa di sana banyak spot menyenangkan untuk difoto, tentu saja dengan kami sebagai model utamanya. Pojok kafe ramai seketika oleh gelak tawa serta lontaran canda, nyaris mengalahkan gaung kampanye Stop Merokok yang berada tak jauh dari sana. Sabtu kemarin memang Hari Tanpa Tembakau Sedunia, namun di pojokan itu, berbatang rokok terbakar lalu mati. Ah, mungkin rokok Nyai itu memang tidak mengandung tembakau.

Tentang Jengjeng Zamroni
Kopdar ini merupakan kali pertama saya bertemu dengan sultannya Kasultanan Ndoyokarta, yaitu Zam yang legendaris itu. Di sela-sela kunyahan sandwich dan Green Paradise kala itu, tercetuslah rencana Zam untuk jengjeng ke Bogor. Makanan khas Bogor menjadi sasaran dan kebun durian Warso akan menjadi klimaks dari rangkaian wisata kuliner Zam di Bogor.

Zam bercerita, bahwa dia selalu berkeinginan untuk mengangkat pariwisata daerah. Konon, inilah yang melatarbelakangi jelata Ndoyokarta sana seringkali menyelenggarakan kopdar di daerah wisata di Yogyakarta. Tiap kali ada blogger datang ke sana, maka wisata daerah jadi tujuan dan di sanalah kopdar seringkali diadakan. Blogger senang, suasana jadi akrab dan semua riang. Ketika pulang, akan muncul cerita sebagai postingan. Publikasi mengenai wisata daerah pun tersampaikan. Diam-diam saya semakin kagum pada mereka yang demikian perhatian untuk mengangkat potensi wisata daerahnya.

Blogger Banci Kamera
Jangan Panggil Kami Banci Kamera (nonadita, 2008)

Tentang Durian yang Manis Sekali
Jengjeng pada hari Minggu siang diawali dengan hidangan Soto Kuning dekat Gang Aut, Jalan Suryakencana, Sukasari Bogor. Setandasnya brunch tersebut, kami segera meluncur ke Cihideung. Oh ya, peserta jengjeng adalah: Nonadita, Gage Goda, Zam dan Della (adiknya Nonadita). Perjalanan naik angkot ini ternyata tidak semulus yang saya kira sebelumnya. Angkot 04A Cihideung jumlahnya jarang sekali dan hampir selalu penuh. Kami pun men-carter angkot sampai ke Warso Farm, yang ternyata berjarak setengah jam perjalanan dari Istana Batutulis. Rasa lelah dan panas di jalan, menguap seketika saat melihat durian besaaaaarrr di pintu masuk Warso Farm.

Singkat cerita, kami berjalan-jalan di kebun yang tertata rapi. Ada jalan setapak dari batu sehingga pengunjung tidak usah takut sepatunya menjadi kotor. Kontur kebun yang naik turun memaksa saya berolahraga tanpa persiapan sebelumnya. Jika selama ini saya olahraga saya cukup dengan blogwalking, kemarin saya merasakan gardenwalking (halah..). Asli pegal banget deh..

Sebelum durian-durian malang itu dieksekusi, mereka dilibatkan dulu dalam sesi pemotretan. Gage sang fotografer resmi kopdar sibuk mengarahkan model untuk bergaya semesum seatraktif mungkin. Saya senang karena akhirnya bisa menjadi saksi hidup untuk aksi-aksi Zam di depan Nikon D80 Gage. Seru, nggak tahu malu, dan extremely expressive… itulah Zam.

Rupanya kami datang pada waktu yang kurang tepat. Warso Farm baru akan mengalami panen durian beberapa bulan lagi. Durian-durian yang kami santap ternyata impor dari kebun Warso yang letaknya di Belitung. Namun, buat saya tidak masalah. Petik sendiri atau beli durian dari luar, pengalaman makan durian di tengah kebun rasanya tak tergantikan. Berduri, empuk, bikin ngiler dan manis sekali… itulah buah-buah durian yang kami makan.


Cowok-cowok Mbelah Durian

Sungguh kopdar yang menyenangkan, walaupun masih banyak rencana yang belum dilaksanakan. (Zam, nanti makan toge goreng dan laksa juga ya?). Untuk para jelata dan utusan dari kerajaan lain, kami dari Kerajaan Sillymangi siap untuk temani kalian menjelajah Bogor.

Moral postingan ini: Kopdar bisa menjadi ajang promosi keunggulan daerah. Mariiii… kita kopdar di Bogor lagi!

Tulisan terkait:

1. Cibujang – Simbok Venus
2. Hari Tanpa Iklan Tembakau – Gage
3. Dagdigdug Nonadita
4. Jengjeng Cibujang Bogor -Zam

Dokumentasi kopdar:

1. Flickr Gage
2. Flickr Nonadita

Zam, Gage dan Della

30 thoughts on “Cibujang dan Belah Durian Siang-siang

  1. zam, oke lah. dia emang banci kamera, gw bisa ngerti. tapi gage????? gage, nona??? liat itu ekspresinya!!! *muntah*

    huahuahuahahah…

  2. Pingback: jengjeng matriphe!
  3. haduhhh… mulessss… ampunnn dit… masyaolohhhh…. aku cuma bisa nyanyi…

    “Jangan ganggu banciiiiiii…. ”

    hahahahahahahhahahahahahhaha……. GAGE… masyaolohhhh… OH NOOOO

    hahahahahahhahahahahahahahaha… 😀

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: