Habiskan Makanan, Syukur Nikmat Lho!

Alkisah,

Dewi Sri mendapat tugas untuk mewujudkan Cihaya, yaitu sesuatu untuk melengkapi kebutuhan hidup umat manusia. Di kemudian hari, konflik cinta yang dihadapinya membuatnya jatuh sakit dan kemudian meninggal. Pada sekitar pusaranya, tumbuh padi yang saat itu belum menjadi tanaman yang dikenal manusia. Tunailah kewajibannya melengkapi kesejahteraan manusia. Karena itulah Dewi Padi a.k.a Dewi Sri akan menangis bila melihat nasi, yang merupakan turunan dari penjelmaannya disia-siakan oleh anak manusia. Air matanya akan menetes bila pengorbanannya dianggap percuma belaka.

Legenda Dewi Sri ini dikenal di beberapa kebudayaan dengan alur yang berbeda, namun ada benang merah yang sama. Kisah tersebut menjadi salah satu yang mewarnai kehidupan masa kecil saya. Sebuah kisah sederhana yang penuh makna. Cerita ini diperdengarkan kepada anak-anak terutama mereka yang enggan menghabiskan makanan, terutama nasi. Tujuannya supaya anak-anak terbiasa menghabiskan makanannya.

Pesan serupa dengan penyampaian yang berbeda ditemukan pada nasihat yang sering saya dengar beranjak besar. “Habiskan makanannya. Kalo nggak habis, β€˜ntar mukanya jerawatan lho”, sahut teman kepada teman saya yang lain. Ada juga versi berbeda, “Ih, kamu makannya nggak habis. Nanti suamimu berewokan lho!”. Bukan berarti berjerawat dan punya suami berewokan itu hal yang jelek ya! Saya berbagi nasihat sama dari dua cerita: habiskan makananmu.

Menghabiskan makanan adalah suatu hal yang sudah biasa bagi saya. Sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun dan menjadi ciri khas. Ada beberapa hal yang mungkin menjadi sebab, karena saya sendiri tidak sadar kenapa bisa begitu. Terjadi secara alamiah dan keterusan saja. Sebab pertama adalah sifat perfeksionis saya pada beberapa hal tertentu. Makanan habis, itu hal yang bagus. Sebab kedua, saya tidak belum bisa masak. Saya selalu mensyukuri saat-saat di mana saya bisa makan karena belum tentu saya bisa membuatnya. Ketiga, perasaan saya sensitif soal makanan. Saya bisa berkaca-kaca melihat makanan tidak habis. Aneh?

Itulah mengapa saya sering mengingatkan teman makan untuk menghabiskan makanannya. Gemas aja gitu lho! Makanan sisa, siapa sih yang mau makan? Paling cuma saya, dan beberapa orang rakus peduli lainnya. Seorang teman yang baik hati lalu menjuluki saya garbage compactor. Sadis ya? Itu karena saya nggak tega melihat sandwich puluhan ribu rupiah yang tidak dihabiskan. Atau es kopi (puluhan ribu rupiah juga) yang cuma diminum sedikit. Berantakanlah diet saya cuma karena kebiasaan ini.

Makanan itu β€˜kan anugerah. Makanan bukan sekedar teman kita dalam aktivitas mengobrol yang bisa ditinggalkan seenak jidat padahal sudah kita ambil. Jangan kaitkan kesanggupan membayar dan gengsi (takut dibilang rakus) dengan hal ini.

Namun seperti lainnya di dunia ini, ada beberapa kondisi di mana kita harus fleksibel. Kondisi sakit atau sedang sedih berat memang memberatkan untuk menghabiskan makanan. Bertemu makanan yang super duper nggak enak juga masuk kondisi ini.

Kenapa tiba-tiba kepikiran hal ini, Non? Ah, bulan puasa seperti ini beberapa dari kita seringkali terserang penyakit mata, yaitu lapar mata. Beragam makanan berbuka puasa diborong habis dan ditumpahkan ke piring padahal kapasitas perut kita sebenarnya lebih kecil daripada yang kita bayangkan. Penyesalan ketika melihat makanan yang mubazir datang kemudian.

Moral postingan ini: ingatlah bahwa tidak semua orang bisa menjalani hidup senikmat yang kita rasakan sekarang ini. Terbiasa mensyukuri nikmat yang kecil akan membuat kita merasa lebih bahagia ketika mendapat nikmat yang lebih besar.

42 thoughts on “Habiskan Makanan, Syukur Nikmat Lho!

  1. Pertamax!! Huehehehe..
    Hmm..aku kalo makan abis sih..tp gak bersih..kayak dipilih2 gitu.. Cabenya..bawangnya..pokonya yg aku ndak suka.. Tu gmn ya? πŸ™

  2. ada teman saya di kantor yang juga selalu menghabiskan makanan apapun yang dipesannya, sekenyang apapun dia. bahkan dia akan paksa untuk terus menyantap makanan itu sampai habis sambil didorong minum air. bahkan di meeting room, kalau ada gelas-gelas berisi air putih punya orang-orang yang masih tersisa setengah gelas, akan dia habiskan…

  3. tulisannya bgs, ngingetin aku ttg pesan ortu kalo kt ga abisin mknn psti di marah, ktanya “petani butuh wktu berbulan-bln utk dptin 1 butir beras! jd hargailah!”

  4. wah…. betul sekali nona, itu memang sesuatu yg orang anggap sepele…coba kalo satu orang indo nyisain satu butir nasi ajah….jadi 200juta butir nasai…bisa buat disumbangin tuh…
    hemmmm…ga lagi deh…soalnya diriku termasuk yg kadang ga habis… makasiy diingatkan πŸ™‚

  5. @ fahmi!: inspirasional.. akyu jadi malu.. *kedip kedip*
    @ dilla: heheh itu ‘kan bumbu yah
    @ hanny: dududuww… segendut apa orangnya?
    @ yahya kurniawan: padahal aku makannya habis lho, Pak!
    @ zam: semur daging dan gudeg yogya gitu ya?
    @ alit: sama dong, saya juga
    @ don danang: kalau bisa sih begitu, sayang soalnya
    @ emfajar: begitulah, makanya harus disyukuri
    @ uline: ditambah lagi saya belum pernah menanam pagi hehehe!
    @ septy: tapi kamu ngga berencana minta sebutir nasi dari tiap orang kan? :mrgreen:

  6. Bule2 ntu mestinya didongengin Dewi Sri juga,biar pada doyan nasi πŸ™‚
    =-=-=-=
    *Kalo nasinya abis terus,brrti bisa dapat awewe yg putih mulus yak?*
    *Habisin butiran terakhir di piring*

  7. @ herman saksono: limbah septik ‘kan jadi makanan untuk organisme pengurai juga :mrgreen:
    @ ario saja: terima kasih, met puasa juga πŸ™‚
    @ iway: hati tenang dan perut (sangat) kenyang
    @ omoshiroi_: kalau saya stressing seperti itu di Paskibra SMA
    @ cm4nk: nggak cuma nasi lhoo yang harus dihabisin
    @ didut: *toss sama tukangmakan*
    @ tooooooooooopics: wooo… nakut2innya kebangetan itu sih
    @ goen: berarti kalian berjodoh πŸ˜€
    @ kangtutur: pengen minum air zamzam neh..

  8. makanya saya kalau beli makanan seperlunya saja. tapi terkadang kalau di restaurant, porsinya suka unpredictable. jadi sering banget bikin kenyang sampe eneg. eh tapi ada juga hadist yang mengatakan berhentilah makan sebelum kekenyangan. gimana tuh? *bingung*

  9. makanya saya kalau beli makanan seperlunya saja. πŸ˜• tapi terkadang kalau di restaurant, porsinya suka unpredictable. jadi sering banget bikin kenyang sampe eneg. eh tapi ada juga hadist yang mengatakan berhentilah makan sebelum kekenyangan. gimana tuh? *bingung*

  10. Emang sih, walo ceritanya ga tau kebenarannya, tapi emang banyak pelajaran yang bisa diambil. Lebih bersyukur sepakat banget, gimanapun kita sekuat tenaga nyari rejeki tapi tetep aja itu yang Ngasih ya Gusti Allah ……sepakat mbak yu …..
    Salam,

  11. dulu waktu masih sma ato smp salah satu sahabatku pernah bilang “bertanggungjawablah dengan makanan yang kamu ambil. karena seharusnya kita bisa mengukur sendiri kemampuan perut kita. kecuali kalo memang kita makan dengan sistem porsi. itu lain hal”, dan sejak itu aku juga selalu berusaha menghabiskan makanan yang aku ambil, sekenyang apapun. termasuk mengahbiskan sisa makanan temenku (bukan rakus yak?tapi peduli :D).

    cuma emang, 1 efek negatif dari kegiatan ini adalah badanku yang bertambah bulletz dari hari ke hari huhu… ada ide diet yang efektif?? πŸ™

  12. setujuuu….
    menghabiskan makanan adalah salah satu bentuk tanggung jawab, tentu menurutku makanan yang di ambil sendiri, kalo makanan sisa orang lain ??? sepertinya mesti pikir2 dulu deh …

  13. @ hanggadamai: wah, soal makanan hotel dan gratisan pula, rasanya dejavu deh πŸ˜€
    @ rae: iya iya.. rae emang cinta petani :-p IPB gitu lho
    @ masenchipz: sama, seringnya itu bisa lima kali sehari hehe
    @ ngodod: sip lah!
    @ cK: nah itu dia chik, standar kenyangku lebih banyak dibanding teman2 lain kok
    @ hari: iya, diambil pesan positifnya saja ya, kang
    @ yulia: diet yang efektif ya makanlah sesuai apa yang tubuh kita butuhkan. Baik dari segi jumlah maupun komposisinya πŸ™‚
    @ gandhi: makasih awardnya ya, gandhi! duh saya jadi GR :mrgreen:
    @ yudicenna: makanan orang lain ya tentu yang masih bersih hehe!

  14. aku sayang makanan juga, kalo aku beli makanan di warung yang belum pernah coba, enak nggak enak tetep aku habisin, sayang udah bayar khan?Kalo nggak enak nggak bakalan jajan disitu lagi, lha kalo enak? ya kapan2 dibaleni lagi , jajan ke situ πŸ™‚

  15. hiks, iyah..aku pernah liat orang gila lagi korek-korek sampah di pinggir jalan, trus duduk dengan lusuh, menikmati pulukan demi pulukan nasi basi di tempat sampah.. πŸ™

Leave a Reply to Alit Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: