Dinamika Bersuara di Politikana

Apa yang menarik dari tulisan atau diskusi tentang politik? Berita terkait politik di koran hanya punya sejumlah topik yang selalu berulang, meski dengan nama tokoh yang berbeda. Kali ini korupsi anggota dewan, besok adalah aktivitas terlarang mereka di ranjang. Bila kemarin ceritanya adalah fasilitas super mewah para pejabat, lusa ada berita mengenai pemalsuan ijazah yang dilakukan bertahun-tahun sebelumnya. Sedikit berita baik, lebih banyak berita buruk. But good news will never be a GOOD news, right?

Maka saya tak heran bila rekomendasi saya mengenai situs Politikana.com disambut dengan mimik ragu dari beberapa teman. What’s so interesting on it? “Aku malah pusing kalo baca artikel politik dalam satu web gini”, begitu kata pacar saya. Serius dan bikin kening berkerut. Memprihatinkan dan membuat orang mengelus dada, seraya beristighfar atau mengumpat sesekali. Begitulah politik di mata mereka.

Saya pun terkenang beberapa interaksi dengan politikus yang saya kenal. Satu orang senang sekali membuat organisasi massa yang baru dan hadir di macam-macam demonstrasi. Giat mengumandangkan isu pemekaran karena keinginannya menjadi bupati di wilayah yang akan terbentuk di kemudian hari.

Satu lagi meluapkan dana milyaran untuk kampanye, yang didapat dengan cara menggaruk sana sini. Di kota mengaku seret dana, tapi di wilayahnya konon duit dia bagi-bagi. Entah serius atau bercanda tapi saya tak suka dengan jawabannya mengenai hal yang menjadi motivasi. Untuk mendapat proyek yang nilainya besar-besar setelah di dewan nanti.

Tapi mari berharap bahwa kemunculan mereka di panggung politik dan kursi nyaman dewan nanti pada akhirnya bisa membawa kemaslahatan. Setidaknya sekarang mereka sudah menyejahterakan sejumlah golongan, meski memang belum semua kalangan. Siapa? Tentu saja pendulang suara di masyarakat (alias konstituen dan penyedia space iklan) plus para pekerja usaha percetakan, siapa yang lebih untung daripada mereka sekarang ini?

Politics is the gentle art of getting votes from the poor, and campaign funds from the rich, by promising to protect each from the other (Oscar Ameringer)

Tidakkah politik semakin tidak menarik di mata saya dan juga anda? Tapi tidak menarik bukan berarti harus anti. Setidaknya saya pun harus belajar membuka diri dan tahu lebih banyak informasi. Politikana ini bisa menjadi wadah kita untuk sama-sama berdiskusi tentang bagaimana seharusnya politik di negeri ini. Berani saja sumbang opini, daripada hanya mengendap di dalam hati.

Setelah bersuara lalu apa? Mungkinkah ada perubahan yang berarti di negara kita? Secara pribadi saya baru berharap satu hal, yaitu mendapat ragam wacana yang lebih luas dan berwarna. Bukan hanya tahu dari apa yang tersaji pada media atau keluhan supir angkutan kota. Mungkin para orang biasa macam saya, cendekia dari dunia maya (termasuk anda, pembaca) dan para politikus yang paham cara menggunakan laptopnya berminat untuk membagi pengetahuannya di Politikana.

Moral postingan ini: Tak suka politik jangan berarti anti untuk selamanya. Politik adalah seni yang penerapannya bergantung pada motivasi setiap pihak yang ada di dalamnya. Disadari atau tidak, hidup kita dipengaruhi olehnya. Bila masih pelit untuk bersuara, siapa lagi yang akan mendengar pendapat kita?

71 thoughts on “Dinamika Bersuara di Politikana

  1. Satu lagi non…
    Kalau qt sendiri yang menginginkan perubahan pada negeri ini…So…jangan ragu untuk memilih..!!!
    Merdeka..!!! 😀

  2. iya sih buat ajang diskusi.. tapi kalo ngomongin politik jaman dahulu (masa sekolah dan kuliah, terutama kuliah) tak semengerikan politik yg sebener2nya politik…

    terus terang sampai saat ini, kalo saya sih belom menentukan pilihan, entah partainya apalagi calegnya, biarlah kemanaa tangan saya mengarah saja nanti ketika nyontreng (gag mo golput)

  3. “But good news will never be a GOOD news, right?”, ga ngerti maksudnya, rada2 lemot nih di pagi hari, hehehe

    Justru itu non, kalo cuma bersuara aja sih mungkin sama aja seperti sebagian para caleg2 yang hanya bersuara tapi tidak pernah bertindak, berbicara kurang makna, bertindak kurang guna.

    Maaf bila ada yang tersinggung… 🙂

  4. Aku mumets…
    Tapi aku ingat ingat benar kata-kata Didi Nugrahadi: “Konsepnya, kami pengin menjadikan politikana sebagai ajang edukasi politik sejak dini, yaitu berangkat dari hal2 keseharian yg ada di sekeliling kita semua”….

  5. mekanisme kontrol dari masyarakat awam terhadap para politikus itu lemah. seakan kalau sudah duduk di kursi empuk, mereka jadi tidak tersentuh. dengan adanya politikana, syukur2 setelah mereka melek internet dan punya laptop, akhirnya nyasar ke sana. memang terlalu muluk dan naif sih, mengharap perubahan akan terjadi dengan cepat, tapi setidaknya kita di sana bisa belajar bersuara, interaktif pula.

  6. @ Chic
    Belum kok, Mbak. Belum ada yang menarik hati :mrgreen
    @ Bieb
    Sip, the future is in our hand
    @ dita_disini
    Politik itu aslinya adalah soal hak dan kewajiban warga negara. Jadi ngga melulu soal perebutan kekuasaan, Dit
    @ Anggi
    Usahanya kan bertahap, sekarang ini mendorong yang belum berani bersuara untuk bersuara dulu. Setelah itu bersikap baru bertindak 😉
    @ AndyMSE
    Betul, Pak Didi emang cihuy dah ide2nya
    @ Lowongan CPNS
    Sayah nggak nyediain bensin lho :mrgreen:
    @ Nopriansyah
    Silakan, mumpung masih geratis
    @ mastongki
    Hiyaa… emang nggak berat kok. Nanti saya pengen nulis juga kapan2 😀
    @ mpokb
    Lebih dari lumayan bila tujuannya adalah belajar bersuara, Mbak. Tujuan semuluk apapun tetap harus dimulai dengan langkah kecil
    @ Panda
    Iya, Panda. Semangat ya ngeblognya 😀

  7. waduh berhubung saya kuliah di FISIP maka saya gak anti-anti banget sama yg namanya politik….semua itu selalu ada sisi baik dan buruknya koq tinggal bagaimana orangnya 😀

  8. wah emang bener belajar politik gw udah kaya belajar matematik waktu gw sma damn susahnya ga ketulungan(ga heran nilai pengantar ilmu politik gw ancur) tapi gimana yah bagai manapun kita harus belajar berpolitik kan karena sabagai generasi muda kita harus bisa memajukan bangsa ini

    saatnya yang muda yang berkarya!!!!!!(semangat bgt gw hari ini)

  9. @ herdianto
    Semua ilmu dan seni itu bebas nilai, tergantung pada tujuan dan cara pengguna memanfaatkannya :mrgreen:
    @ Kampanye Damai
    Politik nggak hanya soal kampanye yang dibayar lho
    @ Belajar SEO
    Ah masa sih, belajar SEO rasanya lebih rumit ketimbang politik 😛
    @ Menik
    Suka atau tidak suka itu masalah selera, Bun
    @ jourdania
    Tenang, kalaupun pilihan 5 menit itu salah, kita punya 5 tahun untuk mengontrol kinerja para pejabat
    @ ndept
    Mumpung masih muda, harus giat berkarya lho :mrgreen:
    @ warm
    Saya juga gimana gitu sama politik, makanya ini sambil nyari yang bisa “klik”
    @ katropolist undercover
    Masa sih sampe sakit kepala? Saya palingan sakit hati doang liat kelakuan caleg :mrgreen:
    @ robertfel
    Politik ada juga yang bersih. Mungkin lho, mungkin.. Kita optimis saja 😉
    @ suster gila
    Saya ndak/belum berniat jadi caleg, Sus. Ngurus diri sendiri aja belum bener, gimana mau urusin rakyat?
    @ Raffaell
    Terkadang politik dibutuhkan sebagai satu upaya mencipta keadaan damai dan tentram

  10. tahun 2009 kembali rakyat indonesia yang sah di mata hukum melakukan pilihannya pada pemilu baik legislatif maupun eksekutif, berbagai cara dan manuver pun di tempuh untuk meraup simpati dari kalangan pemilih, melihat tingkah polah mereka tergelitik di hati sungguh menggelikan, menggelikan bagi mereka yang pernah mendapat amanah selama lima tahun namun rakyat tak pernah di tanyakan kabar, makan apa hari ini,apakah anak bisa sekolah, bagaimana cara rakyat untuk berobat? boleh di pastikan sepi dan senyap bagaikan di telan bumi,
    Namun mereka-mereka ini muncul lagi dengan cara yang sama pula yakni melancarkan jurus maut untuk merebut kembali suara rakyat. pesan bagi rakyat yang selama ini pernah memilih dan nasibnya tidak di perhatikan oleh orang yang di pilihnya harap pikir ulang apakah sosok orang sepertiini pantas kembali di pilih untuk memperjuangkan nasib mereka setelah hampir lima tahun tak ada perubahan nasib mereka yang memilih?
    pilihlah mereka dengan selektif,kumpulkan data faktual tentang para calon pemimpin ini agar kita tidak memilih kucing dalam karung.

  11. berita di TV menjelang pemilu atau pun nggak pasti di dominasi berita politik, jadi mau di gimanain lagi…
    partai politik sekarang jadi primadona tapi caleg nya jangan hanya ‘giving empty promises’

  12. wah…

    makannya masyarakat harus sadar politik…

    ikuti pemilu 2009 😛
    wah… kyk iknal ajh gw 🙂

    kalau sudah memilih wakil rakyat…

    berikan suara anda

    haha

  13. di tengah ke-apatis-an saya terhadap CALEG….(CAtch their LEGs kalau berkhianat terhadap rakyat…–> maksa ya singkatannya..hihihi), saya sih masih tertarik dengan politik itu sendiri. berwarna, walaupun lebih banyak warna gelapnya.. hehehehehe

  14. Ya, dulu akuw siy bodo amit ma politik! ampe2x selama hidupku belom pernah ikut yg namanya pemilu. Kalow sekarang ada fatwa haram, hehehhehe berarti the first time nih taon 2009. Membaca yg berat-berat juga akuw males siy kalo gak penting, apalagi politik? hihihihi bodo amit.
    Yeah, tapi bekerja di portal dengan ulasan tiap beritanya tajam dan serius, akhirnya kebiasa deh. Tapi ya setelah coba memaksa untuk membaca hal-hal politik, gak anti siy tapi ya memang belom liat indonesia nih calon pemimpin yg benar-benar gak hanya cari muka… hihihi, ada siy beberapa… ya Merdeka lah Indonesiakuw lah… mari nyontreng wes….

  15. Yah..mau tak mau, kalo ingin negara ini lebih maju..setidaknya kita2 harus mengerti sedikit tentang dunia politik..jika tidak, kita akan dibodohi terus menerus oleh politikus..

  16. wah, gw mau ralat sedikit dit, percetakan gak selamanya untung di jaman bendera2an kyk skrg, mereka jg byk ditipu sm caleg itu loh, byk yg gak bayar…

  17. salam kenal..
    kalo saya suka baca komentar2 pengunjungnya di web yg bahas politik.lucu, karena rata-rata pada gemes sama caleg/capresnya..

  18. Masih pendatang baru di Politikana tapi so far sih terasa asyik.

    Buat yang masih alergi sama politik…mungkin maksudnya politik kenegaraan yaa…

    Karena sebenarnya setiap hari kita ini berpolitik. Termasuk di dalam rumah sendiri. Karena batasan politik itu amat luas. Termasuk bagaimana agar ide dan gagasan kita diterima oleh orang lain bahkan dilaksanakan dengan baik.

    Jadi ketika kita menyuruh pembantu untuk membawakan sesuatu atau anak kecil yang sedang merengek minta jajan ke ibunya, juga sebuah bentuk kongkrit politik.

    Mungkin satu hal yang tidak bisa dijangkau oleh politik adalah dogma. Karena sifatnya yang statis, absolut dan tak terbantahkan. Sementara politik mensyaratkan sebuah proses dinamis dan dialektis.

    Semoga tidak terkesan sok tahu dan menggurui. Mohon koreksi dari semuanya… Cheers…

    *Politic is 99% of life*

  19. yayayayayayayaya….

    sepertinya tentang politik emang bakalan terus berlanjut sampe (kalo gak salah) tanggal 9 april nanti…

    gue sering ketemu sama para calon” yang begitu lah, dia ngomong sama gue dan pastinya sama massa. gerah+bosenin kalo mereka pada ngomong….

    hahahhahahahha……

  20. benernya si ‘good news will never be a good news’ itu masi kurang ‘ngena’,, kalo dulu pas kuliah,, saya dapet kata2 ini nih.. “bad news is good news, anyway” hehe.. kena banget kan,, palagi di musim politik kaya sekarang.. wartawan juga pada panen brita.. berita buruk politikus adalah berita baik buat publik.. :p

  21. Salam kenal mbak dita!, Saya baru saja register di Politikana. Gatel ingin berkomentar, threadsnya menggoda semua.. Sangat seru yah! trima kasih atas infonya! Saya setuju sekali dengan pesan moral diatas! hayukk bersuara!

  22. hmm… dah bosen sama yang namanya politik.. kadang orang orang munafik menggunakan politik untuk kepuasan pribadi.. bukan untuk kepnetingan bersama.. kata peterpan mah..

    “buka dulu topeng mu”

    klo ingin di pilih perlihatkan wajah asli.. bukan topeng..
    golput malah jadi pilihan terbaik dari pada salah pilih..

  23. Man behin the gun. jadi tergantung untuk tujuan apa ia berpolitik. Klo bertujuan untuk mengakali ya..akan jadi politikus busuk

  24. bagus ! orang memang harus kritis, setidaknya bisa jadi penggerak. ini proses, dan jelas butuh waktu. setidaknya bibit itu sudah tersebar..

  25. salam kenal dari blogger ndeso,wong kampung neng ora kampungan. ^_^
    bagaimanakah politik yang akan kita bangun di masa datang? concret 🙂
    tetap berkarya!

  26. Nona Dita yang baik.

    Saya termasuk salah seorang anggota (member) di situs Politikana, sejak situs itu berdiri. Kebetulan seorang teman saat kuliah di Komunikasi Fisip UNS Solo dulu jadi salah seorang pendirinya. Hanya belakangan ini jarang posting di Politikana, sekalipun latar belakang pendidikan dan tempat kerja saat ini di lingkup politik. Yang masih rutin di situs Kompasiana milik grup harian Kompas.

    Kalau berbicara soal politik (dalam arti luas) sesungguhnya kita tidak perlu berprasangka (apriori). Hakekatnya, kita hidup saat ini sangat bersinggungan dengan politik. Bila misalnya pada tahun 2010 mendatang pajak penghasilan naik 30 %, itu juga bagian dari kebijakan politik. Atau tiba-tiba, situs jejaring sosial semacam Facebook diblokir pemerintah seperti halnya di negara Iran, juga bagian dari kebijakan politik. Singkat kata, kehidupan kita ini dipengaruhi oleh politik.

    Sedangkan dalam arti sempit, politik dikaitkan dengan “memperebutkan kekuasaan”. Ini sudah masuk ranah politik praktis namanya. Barangkali pengertian poitik dalam arti sempit ini yang banyak dijauhi orang. Membaca di media massa soal ini saja sudah membuat kepala pening!

    Namun kita juga tidak bisa menafikan, bahwa politik dalam pengertian sempit ini dikesampingkan begitu saja. Lantaran dari sini akan melahirkan politik dalam arti luas seperti saya singgung di atas. Karenanya bisa dipahami bila suatu partai politik x ingin memenangkan penguasaan di sebuah lembaga legislatif atau partai politik y mau “merebut” pucuk pimpinan eksekutif negara, lantaran darinya dapat dilahirkan kebijakan-kebijakan yang bisa jadi akan mensejahterakan rakyat. Atau sebaliknya, menyengsarakan rakyat. Yang terakhir itu bisa juga terjadi bila ada kesalahan manajemen dalam pengelolaan negara. Atau kesalahan dalam memilih figur yang tepat.

    Demikian sekedar tambahan saja. Oya, apa nanti kalau sudah berkeluarga situs ini akan berganti menjadi “Nyonya Dita”? He..he..he….

  27. yah seperti saluran el Shinta yang selalu aktif mengumandangkan bahasan politik melalui suara pendengarnya yang umumnya sudah pada tua, namun politikana tidak begitu interaktif karena pada umumnya blogger lebih cenderung mencari hal – hal yang menarik, lucu, pengalaman menjelajah, makan, atau apalah asal tidak membosankan seperti politik yang diikuti oleh segelintir orang yang mampu, terlibat dan sibuk di dalamnya. Mencari wawasan, saya rasa menunggu akhirnya keputusan politik itu bagaimana saja karena proses politik diikuti oleh segelintir orang yang mampu, terlibat dan sibuk di dalamnya, tidak melibatkan banyak massa dalam pengambilan keputusannya karena sudah diwakilkan segelintir orang. Kita perlu tahu dengan baik saat kita dilibatkan atau ingin terjun di dalamnya, selebihnya hanyalah omongan warung kopi saja untuk sekedar memuaskan rasa ingin tahu, cuap – cuap, mengikuti pergaulan, ngisi waktu karena gak ada tts, sama seperti saya, yah kita juga orang melayu tho..yang hobi seperti itu, ngobrol ngalur ngidul yang penting assoy..laen sama bule yang lebih serius dan memilih topik yang dikuasai.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: