MultiPoint: Solusi Kesenjangan Akses Komputer

Komputer bagi banyak sekolah di Indonesia masih belum menjadi fasilitas yang selalu tersedia. Komputer ada tapi tak selalu memberi guna. Terdiam manis di pojok ruangan tata usaha atau sekedar untuk pemanis meja. Padahal mestinya komputer bisa lebih berdaya terutama untuk membantu kegiatan belajar siswa.

We all know, saat ini teknologi komputer masih belum terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terutama dapat dilihat pada akses siswa Indonesia terhadap komputer yang mencapai rasio 1000:1. Maka upaya pemerintah dalam memperkecil rasio menjadi 20:1 menjadi berita yang menggembirakan.

Tapi menyediakan komputer untuk siswa di sekolah dalam jumlah lima puluh kali lipat dari yang ada sekarang tentu bukan hal yang mudah bagi siapapun, termasuk pemerintah kita. Sejumlah kerjasama kemudian dilaksanakan, termasuk dengan perusahaan swasta. Jejaring kerjasama yang menyumbang berbagai sumberdaya yang dimiliki tentu diharapkan bisa mewujudkan tujuan meningkatnya akses siswa terhadap komputer pada khususnya dan teknologi informasi pada umumnya.

Kemudian tersebutlah teknologi MultiPoint, sebuah terobosan untuk mendukung pendidikan di negara berkembang dan dunia pendidikan pada khususnya. Tujuannya tentu mengirit biaya yang harus dikeluarkan sekolah dalam menyediakan komputer bagi siswanya. Namun, ada tujuan lain yang tak kalah menarik: membuat proses belajar jadi lebih interaktif dan menjadikan guru lebih kreatif. Proses belajar yang menyenangkan dan guru yang inovatif, wow!

Seperti apa bentuknya? Satu hal untuk membuatnya sederhana: bayangkanlah satu komputer dalam kelas yang bisa diakses oleh guru dan seluruh siswa di sana. Ya, hanya satu. Tidak perlu antri untuk menggunakan, dan tak perlu ada sikut-sikutan demi mendapatkan giliran.

Bagaimana bisa? Agak sulit memahami bila belum melihatnya langsung. Penjelasan sederhana yang saya dapatkan saat mendengar teknologi ini adalah: satu komputer terhubung dengan puluhan tetikus. Dengan demikian setiap siswa bisa mengakses komputer yang tersedia dan ambil bagian dalam proses belajar. Interesting, isn’t it? Maka kejadian siswa yang cemberut karena kalah dalam persaingan mencoba komputer tidak perlu ada lagi.

Microsoft Multipoint di SD Ungaran 2 Yogya

Teknologi MultiPoint ini dikembangkan oleh Microsoft India dan telah sukses diujicobakan di India dan 43 sekolah di Filipina. Indonesia pun tak kalah rupanya, dipilihlah Yogyakarta sebagai lokasi penerapan pertama. Beberapa sekolah di sana berkesempatan menjadi pengguna perdana. Ya, saya bersama kawan dari CahAndong sudah berkunjung ke sana dan segera saya sampaikan ceritanya untuk anda. πŸ˜‰

Moral postingan ini: Akses terhadap komputer dan teknologi memang jadi salah satu penentu pengembangan pendidikan di Indonesia. Bila akses masih menjadi masalah, inovasi teknologi murah dan mudah serta kerjasama dengan swasta bisa menjadi solusinya.

Foto: oleh Cynthia Iskandar (United Comm)

31 thoughts on “MultiPoint: Solusi Kesenjangan Akses Komputer

  1. wah saya baru tau ada teknologi seperti itu, memang di beberapa majalah tentang komputer pernah membahas multipoint namun tidak jelas. Saya harap pemerintah dapat sesegera mungkin melaksanakan hal tersebut sambil mengusahakan persediaan komputer…

  2. wah..
    ternyata tamu ku kmaren seorang blogger besar!
    jd tersanjung….hiks…

    soal postingan
    wah kayaknya bagus tuh..
    tapi spek komputernya harus tinggi deh..kalo nggak?
    wkwk, lemoott!!!

  3. Oooo… maksudnya satu mesin dengan beberapa monitor, keyboard, dan mouse ya??? jadi benar2 multiuser bareng2… Duh… kueren polll…
    Saya pernah masang peralatan serupa…

  4. @ didut: aku ceritain di postingan berikutnya ya dut
    @ andreas: iya, usaha menambah ketersediaan komputer dan multipoint memang sebaiknya dilakukan beriringan
    @ tongki: gambar ada, video juga ada. Tunggu saja πŸ˜‰
    @ ara: spek komputernya sederhana kok, nggak setinggi yang kamu bayangkan kayaknya
    @ geblek: nah ini dukungan untuk siswa-siswa yang punya kesempatan bersekolah
    @ gibthi: sekarang ini masih tahapan pilot project. Sejauh ini hasilnya positif, mendukung kegiatan belajar
    @ nicowijaya: oh iya, thanks ya nico!
    @ Andy MSE: satu mesin, satu monitor kok. Tapi tetikusnya ada banyak
    @ raffaell: sejauh ini tampaknya belum ada keluhan lemot, mas
    @ harrie: iya, memang sudah saatnya πŸ˜‰

  5. Inovasi yang bagus sekali…tapi perlu diingat, ketersediaan energi di Indonesia kan masih belum stabil, jadi kalo tiba-tiba mati listrik, para guru ini harus bisa kembali ke metode pengajaran dengan papan tulis, tapi tetep dengan metode pengajaran yang interaktif dan menyenangkan buat para muridnya πŸ˜€

  6. @ adeputracom: betul betul, ayo kita bantu pendidikan supaya lebih cepat maju! πŸ˜€
    @ cK: ah sama dong, Chik πŸ™ saya juga dulu rebutan komputer waktu jaman sekolah
    @ cumycute: ada penjelasannya di postingan berikutnya, cum
    @ hanny: ayo temani aku di perjalanan berikutnya, Hanny! πŸ˜€
    @ Anggi: soal prasarana listrik ini juga memang perlu mendapat perhatian. Karena tidak semua sekolah punya listrik yang stabil, terutama sekolah negeri yang banyak menggantungkan listriknya ke PLN. Tentu, kunci pengajaran yang menarik berada pada keterampilan gurunya πŸ˜‰
    @ annelies: jangan dibayangkan sulit2, mbak! Kalau liat prakteknya, mudah2 saja kok. Anak2 sekolah itu juga tidak tampak kesulitan memahaminya

  7. Bener juga tuh, mestinya kerjasama sama Swasta aja, apalagi sekarang kan sudah ada aturan mengenai CSR.

    Sebagian dana CSR perusahaan ada baiknya dikelola u/ akses komputer sekolah.

  8. gw bingung,,kalau banyak yang megang mouse,,gimana cara ngekliknya??
    kan layarnya cuma satu??
    msa yang satu buka excell yang satu buka word yang laen buka solitaire???

  9. ya di indonesia banyak kesenjangan sosial terjadi antar lapisan masyarakat maupun dg negara lain: kesenjangan ekonomi, akses internet & komunikasi dll coba tarif internet dan telpon aja masih tinggi.padahal klo mau maju akses internet utk anak bangsa harus dijamin gratis dong.

    by Tronik Pulsa Murah

Leave a Reply to zaky Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: