Mahnettik: Rumah Internet untuk Pekerja Migran

Mahnettik: Rumah Internet untuk Pekerja Migran

Prosedur Pendaftaran TKIMiris. Begitulah kesan dari banyak cerita mengenai nasib buruh migran dari Indonesia. Penipuan, majikan kasar dan pemotongan gaji untuk alasan yang tidak jelas adalah sebagian di antara cerita itu. Sayangnya sebagian dari peristiwa menyedihkan tersebut malah melibatkan sesama orang Indonesia.

Padahal tak selamanya cerita mengenai kehidupan para TKI membuat kita merasa perlu mengurut dada. Kisah menyenangkan dan menenangkan pun ada. Bahwa TKI tidak selalu bernasib suram, bahwa TKI pun punya kesempatan menjadi lebih berkembang dari sekarang. Ah, terpikirkah bila komputer dan internet bisa membantu mewujudkan itu semua?

Kemudian saya berkunjung ke Mahnettik, alias rumah internet untuk TKI. Namanya catchy dan menarik hati. Aslinya Mahnettik adalah sejenis Community Technology Center (CTC) yang diperuntukkan untuk buruh migran dan keluarganya. Ada pelajaran komputer dan internet di sana. Lho, memang nantinya buat apa?

Satu tujuan utama di sana adalah, agar para calon buruh migran bisa mendapatkan informasi mengenai prosedur melamar kerja yang benar. Penting? Tentu saja. Karena konon masih banyak buruh migran Indonesia yang berangkat tanpa melalui jalur legal. Akibatnya, bilamana terjadi kasus di tempatnya bekerja, penyelesaiannya menjadi tersendat.

Lalu apa yang membuat Mahnettik ini berbeda dengan balai tenaga kerja? Lihatlah kata yang melekat pada namanya, ada internet di sana. Mahnettik memberikan kesempatan untuk para buruh migran dan keluarganya untuk belajar komputer dan internet. Forum Mahnettik di internet yang sudah berjalan memungkinkan para buruh migran berkomunikasi mengenai hal apa saja, kapan saja.

Kelak, para buruh migran ini bisa berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya melalui internet. Chatting dan email menjadi perekat dengan mereka yang terpisah jauh. Tak hanya untuk itu, internet pun memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan produktif lainnya. Salah seorang pengelola CTC di Purwokerto bercerita mengenai seorang eks-TKI yang mendapatkan informasi mengenai resep masakan. Kini, dia mampu menjalankan usaha katering di daerahnya.

Mungkin terpikir, apakah buruh migran ini akan mampu mengaplikasikan keterampilan komputer & internet ini nantinya? Rupanya beberapa negara cukup longgar dalam hal memberikan kesempatan para buruh migran untuk mengembangkan diri. Di Hongkong, Sabtu dan Minggu adalah kesempatan bagi para TKI  untuk libur. Saat itulah mereka bisa mengakses internet atau melakukan kegiatan rekreasi lainnya. 😀

 

CTC Mahnettik di Cilacap

CTC Mahnettik di Cilacap

Terdapat sepuluh CTC, kerjasama Microsoft Indonesia, Tifa Foundation dengan LSM Lokal. Kesepuluh CTC ini berfokus pada pengembangan keterampilan buruh migran dan keluarganya. CTC yang terdapat di Cilacap ini adalah kerjasama Tifa Foundation dengan Lakpesdam NU. Kali lain, saya berkunjung ke CTC Mahnettik di Purwokerto yang dikelola oleh sejumlah perempuan eks-buruh migran.

Internet membuka kesempatan orang untuk memperkaya dirinya dengan ilmu, menjadi perekat hubungan dengan sahabat atau membuka pintu rezeki. Bagaimana menurut anda? 🙂

Foto-foto terkait kunjungan ke CTC-CTC Mahnettik dapat dilihat pada Album Microsoft Bloggership di Facebook.

35 thoughts on “Mahnettik: Rumah Internet untuk Pekerja Migran

  1. seperti kata Soe Hok Gie, yang lebih kurang, beruntunglah orang yang masih punya empati, Mba salah satunya. Mereka memberikan devisa yang melimpah buat negara, lalu itu kita makan di meja makan. Di sisi lain, mereka tak punya nyali, bahkan untuk menuntut haknya. Terkadang hidup ini dimiliki orang yang serakah, namun sayang kebahagiaan peserakah itu akan hilang dan beralih ke manusia-manusia yang berempati seperti Mba. Kita punya hutang budi yang besar terhadap mereka. Kita harus segera membayarnya!

  2. Internet memang penghubung, dan masanya telah tiba sehingga khalayak sudah bisa mengaksesnya dengan nikmat 🙂

    Saya menunggu rumah internet untuk pelajar 🙂

  3. @ goenrock: hal ini diceritakan juga di film Pertaruhan. TKI di sana bisa kursus dan rekreasi di akhir minggu
    @ rufor: a simple screenshoot? sure!
    @ dj martha: jaman canggih kalo nggak ngikutin bisa ketinggalan banget :mrgreen:
    @ hanggadamai: mari..mari… sayah juga pengen nyoba
    @ wongbagoes: pemerintah, perusahaan dan masyarakat… bekerjasama saja 😀

  4. Iya, memang di Hongkong para TKI banyak yang memanfaatken hari libur mereka untuk berinternet ria. Mereka lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan potensi diri 😀 *pernah beberapa kali chatting dengan TKI disana dan berbagi cerita*

  5. semoga saudara-saudara kita penghasil devisa besar selalu diperhatikan.. bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga perusahaan seperti yang telah dilakukan itu…

  6. @ gunk: sip sip, mari lakukan apa yang bisa dilakukan dulu.
    @ mastongki: rumah internet di angkringan saja, silakan mampir ke wetiga.com :mrgreen:
    @ masoglek: nggak semua cerita soal TKI serem, Mahnettik ini salah satunya
    @ achoey: bener banget, kang. Saya bagi2 melalui cerita di blog 😀
    @ gaga: sehat asal digunakan secara tidak berlebihan ya

  7. memang udah seharusnya mereka udah menggunakan internet, secara mereka sangat jauh dari sisi geografis dengan keluarganya. Dan salah satu jalur komunikasi yang terbilang hemat yah lewat internet, bisa chatting pake webcam (buat kangen-kangen, alah!) or email, selain menggunakan telepon yak! Hidup TKI! ^_^

  8. Salam dari bandung

    saya suka membaca artikel anda, yang membahas masalah buruh migran
    saya salut sama anda, yang menjadi aktivis perempuan, di mana perempuan di negeri ini lebih suka bersolek dan tidak lagi pekah dengan kehidupan sekeliling

    BLT

    Kenapa kau berikan kami BLT (bantuan langsung tunai) tapi kau menganut ekonomi pasar bebas

    Tapi menjelang kampanye kau membenci ekonomi pasar bebas

    padahal sudah 5 tahun kau jalankankan faham tersebut tanpa rasa bersalah yang membuat kami sengsara, membuat orang relah bunuh diri.

    Kenapa kau begitu cepat berubah ????????????????

    http://puangcahaya.dagdigdug.com

  9. @ ocha: bener bener. Bisa email2an, bisa chatting2an dan bisa fesbukan ^^
    @ bieb: its not my program actually :mrgreen: its a program from Microsoft Indonesia and Tifa Foundation
    @ iqbal: saya mengunjungi Mahnettik yang di Cilacap dan Banyumas
    @ dunia nA: silakan silakan, nanti saya bisa kasihtau alamat lengkapnya
    @ puang cahaya dewa: terimakasih 🙂 itu puisi soal BLT untuk pemerintah kan? :mrgreen:

  10. salam perempuan dari bandung

    nasib pahit jadi perempuan indonesia

    Hari perempuan di peringati tiap tahun, dari tahun ketahun banyak perempuan bunuh diri karena di miskin secara struktural, janji-janji partai politik 30 % di parlemen hanya tinggal kenangan tapi yang di pekerjakaan di lembah hitam lebih banyak, selebihnya nekat jadi TKI yang beruntung di beri gelar pahlawan defisa tapi yang gagal pulang jadi bangkai, penguasa hanya bisa bilang lagi di usut.

    Yang nasibnya agak beruntung adalah perempuan jadi-jadian, yang biasa di sebut banci mereka laris manis di TV berperan jadi badut, yang beruntung jadi perancang busana, yang sial mangkal di taman lawang yang lebih sial jadi pengamen di lampu merah.

    http://esaifoto.wordpress.com

  11. berapa ya akses perempuan dan laki-laki di CTC ini? baik yang buruh migran maupun keluarganya? apa ada akses dan kemudian jejaring untuk perlindungan dari kasus kekerasan?:D. soalnya pengelolanya eks perempuan buruh migran tapi kok fotonya cowok semua? 😀

  12. kalo digunakan untuk itu si bagus.. mudah2an aja mereka isa jadi buruh yang lebih baik atau naik tingkat pekerjaannya.. asal jangan ntar mereka malah kebablasan dalam pemakaian internet aja

  13. @ esai foto: salam kesetaraan dari Bogor kalau begitu. Perempuan jadi2an semakin marak di dunia hiburan. Pertanda apa ini?
    @ sofie: di CTC Mahnettik Cilacap yang saya kunjungi, kalau tidak salah proporsi peserta perempuan sebanding dengan laki-laki. Tapi CTC Mahnettik Banyumas yang dikelola oleh para eks-TKI, seluruh pesertanya perempuan
    @ reallylife: saya juga setuju banget, makanya saya cerita di sini :mrgreen:
    @ nicowijaya: ok oke. Teman2 silakan baca juga postingan nico di sini: http://www.sekarduside.com/2009/05/jalan-jalan-ke-ctc-microsoft-di-cilacap.html
    @ presy_L: yang pasti mereka jadi tahu mengenai lebih banyak hal ang terkait dengan pekerjaannya dan lingkungannya. Syukur2 kalau kemudian bisa mendapat peluang kerja lain yang lebih baik 🙂

  14. Kegiatan kaya gini harusnya dipublikasikan ke masyarakat luas klo perlu diiklankan, biar daerah2 lain pun bisa mencoba mengembangkan kegiatan ini. Good Job…. ;;)

  15. Yap, satu satunya sarana murah untuk berkomunikasi dengan buruh migran di luar negeri adalah dengan internet. Pengalaman saya juga begitu dengan teman teman saya yang kebetulan bekerja di luar negeri. Sayang belum semua buruh migran yang melek IT.

  16. @ annelies: ya mudah2an nggak malah jadi kecanduan, kalo diprotes majikan bisa berabe urusannya nanti :mrgreen:
    @ muji: semoga bermanfaat bagi keluarganya juga. Amin
    @ anggi: ini lho salah satu upaya publikasi yang kulakukan. Semoga aja bisa menginspirasi dan bisa mendorong aksi lain yang lebih besar 🙂
    @ imcw: iya, membantu buruh migran supaya melek IT ini salah satu tujuan dibangunnya CTC2 tersebut. Kalau sudah melek IT, bisa melek hal-hal yang lain juga
    @ nasriza nasir: woo itu sih mau usaha web hosting kali ya? :mrgreen:

  17. tujuan CTC yg ikut mencerdaskan TKI…..sekaligus mengisi era milineum baru…dan revolusi telekomunikasi informasi…..semoga tidak saja nantinya TKI trampil untuk chating tetapi juga browsing informasi perkembangan segala sisi kehidupan nasional-internasional…harapannya wawasan mereka semakin bertambah…bravo neng nodita atas infonya….

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: