Let’s Vote Nothing Wasted!

Sepekan ini, ranah social media diwarnai dengan ratusan twit soal ajakan untuk mendukung gerakan “Nothing Wasted” yang menjadi salah satu finalis BBC World Challenge 2009. Ajakannya sederhana saja, berikan vote pada situs BBC dan sebarkan beritanya kepada teman-teman untuk melakukan hal yang sama.

Nothing Wasted adalah program CSR yang dipelopori oleh Yayasan Danamon Peduli dan bekerjasama dengan 31 pemerintah daerah di Indonesia. Singkatnya, program ini berjalan dengan melakukan pengolahan sampah organik di pasar-pasar tradisional lalu mengolahnya menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos ini kemudian digunakan untuk mendukung pertanian organik. Dengan demikian, ada dua hal tercapai: lingkungan pasar tradisional yang lebih bersih dan peningkatan taraf hidup para petani organik.

Beberapa tahun yang lalu, saya terlibat dalam penelitian program semacam ini. Sebuah perusahaan ternama di Jakarta memilih komposting sebagai program CSR untuk membantu mengurangi pengangguran di sekelilingnya. Awalnya berlangsung lancar sampai kemudian muncul hambatan. Sampah organik tidak selalu mudah ditemukan di pasar tradisional. Kebanyakan  bercampur dengan limbah pasar lainnya & perlu usaha ekstra untuk melakukan pemisahan. Saat itu, program tersebut akhirnya terhenti. Entah bagaimana sekarang.

Mungkin hal itu disebabkan bahwa pembuangan sampah tidak diniatkan sebagai bahan baku kompos. Bila program komposting ini direncanakan dari awal, makan warga pasar bisa diajak untuk mulai memisahkan sampah mereka. Tidak semua sampah pasar bisa dikomposting. Sisa jasad binatang seperti daging dan kulit udang malah mengundang lalat yang bisa memunculkan belatung. Sampah pasar juga banyak yang sudah busuk sehingga para pemuda pengangguran tersebut merasa enggan untuk mengolahnya.

Itu cerita dari pengalaman saya.

Namun tampaknya program “Nothing Wasted” ini dikelola dengan cara yang jauh lebih baik. Kabarnya, Pasar Bantul yang jadi salah satu tempat pelaksanaan program ini menghasilkan 400 kg-1 ton pupuk organik dari sampah yang dihasilkannya. Wow!

Kalau voting adalah hal tersimpel yang bisa dilakukan saat ini untuk mendukung semangat Green Living, maka mari kita lakukan. Segera saja menuju halaman voting BBC World Challenge di sini. Deadlinenya 13 November, jadi jangan tunggu besok! 😀

Setelah itu lalu apa? Ndoro Kakung mengajak untuk menerapkan reduce, reuse, recycle (3R). Tiga hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah di sekeliling kita. Mengurangi sampah plastik dengan menggunakan plastik belanja berulang2 sudah saya lakukan sekarang. Pemisahan sampah berdasarkan jenis bisa jadi langkah berikutnya.

Kalau anda, punya rencana apa supaya semangat Green Living tidak terhenti sampai di twits dan blogosphere saja? Share di sini ya, siapa tahu ada ide yang bisa saya terapkan juga. :mrgreen:

Sumber gambar: blog Jimmy Sun

30 thoughts on “Let’s Vote Nothing Wasted!

  1. PELUANG BISNIS
    Anda ingin menjadi agen pulsa elektrik all operator?????
    1. Pendaftaran GRATIS
    2. 1 chip all operator
    3. Tidak harus memiliki rekening bank
    4. Deposit minimal Rp 1000, yg penting kelipatan 1000
    5. Transaksi lancar, cepat dan 24 jam non stop
    6. Stok pulsa All operator & tersedia banyak
    7. Sms reply gratis
    8. Saldo anda bebas dari potongan/biaya
    9. Harga pulsa termurah dibanding distributor lain
    10. Satu harga untuk semua agen
    11. Bebas menentukan harga jual ke konsumen
    12. Anda akan kami beri Agen ID, Password dan PIN
    13. Keagenan anda berlaku seumur hidup dan dapat diwariskan
    14. Bisa dapat bonus dari transaksi downline

    Anda bisa bergabung dengan kami dengan cara mendaftar sebagai agen/dealer pulsa all operator. Caranya: Ketik: REG.NOHP.NAMA.KOTA kirim ke 085242462943 (pendaftaran gratis)

    Info lengkap/daftar harga dapat dilihat di http://www.distro-pulsa.blogspot.com/ atau http://www.distro-pulsa.co.cc/

  2. CSR dan korporasi, nampaknya sudah mulai sadar bahwa limbah adalah ‘ongkos’ yang akan menjadi mahal kalau tidak ditanggulangi secara baik dan diminimalisir. Namun semuanya itu akan berpulang pada masing-masing individu apakah dia itu sadar dan mau konsisten dalam perilaku di kehidupan untuk selalu: Recycle, Reuse dan Regenerate.. saat semua dan mungkin kebanyakan dari kita bisa faham akan hal tadi.. gak perlu pake program CSRpun sudah berjalan sendiri..

    Educate.. educate.. and educate.. mulai dari lini paling kecil dan tedekat –> keluarga 😀

    Seneng udh bisa mampir lagi kesini dan nuhun pisan tadi ditengokin. Hugs from West Africa 😀

  3. Masyarakat tidak terbiasa untuk memilah sampah. Padahal kalau sampah benar-benar dipilah dengan baik, masyarakat juga yg untung. Lumayan kan tidak perlu membeli pupuk? Hehe. Dan kurasa ke depan kita memang mau tak mau harus memilah sampah dan mengolahnya kembali.

  4. Aku klo belanja kecil2an skrg udah ga minta plastik lg, masukin aja semuanya ke tas, hehehe…
    Sekarang mah yg paling penting buang sampah dulu pada tempatnya. Soalnya di tempat2 umum masih suka liat orang2 buang sampah sembarangan meskipun cuma bungkus permen doang, tapi kan nunjukin bgt klo ga ada kepedulian terhadap lingkungannya.
    Masukan buat dinas Kebersihan Kota, aku suka kesulitan nyari tempat sampah di jalanan, kadang2 ada tapi letaknya berjauhan bgt. Kalo bisa sih tiap 10 meter tuh ada tempat sampah, hehehe…

  5. inget tulisan saya pas nemu tempat saya basah dan kering di jalanan dekat kantor. tempat sampah yang seharusnys memisahkan antara sampah organik dan non-organik itu sebenernya bagus, tapi karena kurangnya pengetahuan masyarakat, akhirnya ya isinya tetep sampah campur aduk. tidak ada pemisahan sama sekali..

    saya sih sampe sekarang masih berusaha memisahkan sampah basah dan kering. cuma kadang-kadang lupa. tapi tetap berusaha. membawa kantong belanjaan sendiri kalo ke supermarket sudah sejak setahun yang lalu saya lakukan. semoga tetap bisa melakukannya 🙂

  6. Sampah yang menjadi permasalahan manusia desa maupun kota semakin kompleks. Semakin menumpuknya sampah, polusi dan pencemaran lingkungan semakin meningkat. Jika kata sampah disebut pun yang ada hanyalah konotasi negatif, sesuatu yang percuma. Tetapi bagi warga Badegan, Bantul, Yogyakarta, sampah adalah sesuatu yang berharga. Bambang Suwerda bersama masyarakat Bantul mencetuskan ide pembuatan Bank Sampah Gemah Ripah, yaitu suatu Bank tempat untuk “menabung” sampah. Sampah yang ditabung ini dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya, kemudian dicatat di buku tabungan sampah milik nasabah. Setelah cukup banyak, sampah disetor ke tempat pengepul barang rongsokan. Nilai rupiah hasil jual sampah kemudian dicatat di buku tabungan masing-masing nasabah. Kemudian setelah tiga bulan, uang hasil menabung sampah dapat diambil oleh nasabah.

    Disamping itu sampah plastik, sterofoam, maupun sampah yang bernilai lainnya diolah menjadi kreasi kreatif yang bernilai ekonomis, seperti souvenir, alat rumah tangga, dan aksesoris. Bank Sampah telah mengubah kehidupan warga Badegan yang sempat terkena bencana gempa pada 2006 lalu. Bambang Suwerda berhasil mengubah perilaku warga akan pentingnya kebersihan, menekan tingkat pencemaran lingkungan dan angka Demam Berdarah, menggerakkan roda ekonomi, dan meningkatkan kreativitas warga Badegan, Bantul, Yogyakarta.

  7. mari mendukung program yang bagus ini…
    gak usah terlalu jauh bisa di mulai dengan diri sendiri….misalnya tidak membuang sesuatu yg bisa di daur ulang menjadi sesuatu yg lain, kertas atau karton bekas bisa disulap menjadi kartu ucapan 🙂

  8. @ boxzar: weh naon ieu? mau ngiklan bayar ya, om.. :mrgreen:
    @ oglek: selain voting, kita laksanakan 3R juga. Setuju!
    @ didut: wah RTnya Mas Didut hebat! semoga sukses..
    @ domba garut: dimulai dari diri sendiri, keluarga lalu lingkungan yang lebih besar. Mudah2an semua bisa menerapkan tanpa harus bergantung pada CSR perusahaan 😀
    @ krismariana: sebenernya ongkos bikin pupuk mayan berat juga lho. Di kota belum tentu ada lahan, jadi yang paling praktis ya memang memilah sampah dulu
    @ Anggi: tempat sampah emang seringkali susah ditemukan. Makanya kita mesti merelakan kantong celana/tas jadi penampungan sampah sementara
    @ chic: masih ada juga yang tidak paham perbedaan sampah basah/kering, apalagi istilah organik/non organik :mrgreen: di tempat sampah mesti ada penjelasannya
    @ pandu: wah bambang suwerda ini keren bener! semoga lebih banyak orang yang mengikuti jejaknya
    @ ria: sip, jangan sebegitu mudahnya membuang sesuatu tanpa memanfaatkan nilainya yang masih tersisa
    @ si kurus: iya positif dan mengharumkan nama indonesia 😀

  9. Kalau aku dikampung udah annem 500pohon 😀 rencana sampai ribuan 😀

    tapi nanti kalau dah gede yach ak jual 😀 ckckck … Tapi lumayan kan 😀

    NAnti tanem lagi, begitu seterusnya 😀

    Salam 🙂

  10. Kayanya hampir sama ya, sebisa mungkin belanja ga perlu pake plastik, kalo dikit langsung masuk tas, bawa kantong agak besar yg bisa dilipet2 untuk belanjaan yg agak banyak. Ga buang sampah sembarangan, buat anak kost :kalo bisa makan di rumah makan, ndak perlu dibungkus supaya ga banyak plastik bekas *aku gitu soalnya 😛 *
    Ya pokoknya walau kecil, jadikanlah itu kebiasaan 🙂

  11. Negara kita sebenarnya sudah tertinggal dalam hal pemilahan sampah, negara-negara tetangga sudah banyak yang melakukannya,tapi nggak pa-pa,kan lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali…hehe.

Leave a Reply to Lex dePraxis Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: