Kajian #fq Berjamaah. Seksis.

#fq yang saya maksud pada judul, tak lain adalah Farah Quinn (FQ). Chef cantik yang tenar tak hanya karena penampilannya di TV, namun juga karena menjadi bintang di ranah kicau. Untuk sebagian tweeps, ramainya hashtag #fq setiap weekend sudah terasa familiar. Apalagi bila ternyata bila sama-sama memfollow orang-orang dari kelompok yang berselera sama dan tanpa dikomando ngetwit soal objek pembicaraan yang sama. Jemaah Al Farah Quinniyah alias tweeps ini, bisakah kita sebut fansnya FQ?

Tweeps ini menonton demo masak tak hanya untuk belajar & mencari inspirasi menyiapkan sajian. Mereka ngetwit mengenai pakaian apa yang FQ kenakan hari ini. Mengomentari apa efek warna bajunya, bagaimana pakaian tersebut tampak di tubuhnya, seberapa ketat, dan apakah gambar di kaosnya “rusak” setelah menunduk.  Ketika membaca twit-twit ini, terkadang saya merasa sedang membaca ulasan dari komentator fashion seleb.

Tweeps ini mengomentari bagaimana gaya FQ menerangkan tahapan-tahapan memasak. Bagaimana caranya memegang bahan makanan tertentu, gayanya mengucapkan kalimat tertentu yang kemudian “dituduh” ambigu dan bagaimana caranya mengoles topping di atas sajian.

Tak cuma live report acara demo kemudian berkomentar mengenainya. Rangkaian timeline yg disusun oleh tweeps dengan objek obrolan yang sama rupanya menggelitik imajinasi beberapa orang. Ada yang lalu membayangkan gimana kalau kembennya melorot (ya masup angin lah :mrgreen: ), gimana seandainya jadi pisang yang sedang dipegang atau gimana kalau kembennya dioles madu.

Selera politik bisa berbeda, namun ketika FQ mengudara semua bisa satu suara. Demo masak ditonton sama-sama sekedar ingin melihat chefnya yang memanjakan mata. Salahkah? Tidak (tahu). Kita “terbiasa” untuk menerima bahwa penampilan seorang perempuan cantik lazim menjadi topik joke yang disukai para lelaki. Kita “terbiasa” untuk sepakat bahwa sudah dari alam sonolah laki-laki tertarik secara visual. Kita “sama-sama mengerti”, bahwa itulah adanya bawaan otak primitif lelaki, takdir biologis. MAKA, semua (harus?) “paham”, ya memang beginilah gaya becandaannya para lelaki.

Saya berasumsi FQ bukannya nggak mengetahui anugerah yang dimilikinya. Nggak salah juga bila kemudian seperti selebritis lain, dia dan TV memanfaatkannya untuk menjadi nilai tambah keseluruhan dirinya. Keterampilannya dalam memasak tidak diragukan lagi, do’i pernah dapet penghargaan kulinari di AS ‘kan ya? CMIIW miaw miaw. Cantiknya hanyalah kemasan yang membungkus kepandaian yang memang sudah ada dalam dirinya.

Mungkin FQ tidak merasa terusik dengan twit seksis (?) mengenai dirinya, toh memang begitulah penampilannya sehari-hari. Komentar jemaah #fq di Twitter mungkin tidak merugikannya secara langsung, melainkan menaikkan popularitasnya. Entah bagaimana jadinya bila komentar-komentar nakal tersebut diucapkan langsung di depan mukanya.

Apakah anda setuju bahwa twit-twit tentang (tubuh) #fq itu adalah: biasa-biasa saja, lazim muncul di obrolan sehari-hari. Begitukah? Nyatanya ada saja yang merasa jengah, misalnya: Oh, lagi acara #fq ya? Off twitter dulu, deh. Jengah baca soft porn nanggung di timeline.

Dalam twit 140 karakter, batasan-batasan seakan kabur. Komentar spontan bisa dianggap pelecehan. Mereka yang lebih peka akan berkata itu sexual harrassment.  Mereka yang tidak sependapat hanya bilang: it all was a joke, why so serious? Lainnya akan bilang, tidak layak menilai moralitas seseorang hanya dari twit semata. Ya, memang tak adil membaca hanya dari yang tersurat, tapi apakah anda pikir orang lain mau bersulit-sulit mencari yang tersirat dari kalimat yang anda tulis sendiri? Setidaknya kita bisa punya penilaian masing-masing tentang orang lain berdasarkan twit spontannya. Ah, cetusan spontan biasanya lebih jujur bercerita tentang pikiran si empunya otak…

Tweets about Farah Quinn’s body is not funny. Saya nggak akan bilang kepada kalian para lelaki, bayangkan bagaimana bila perempuan yang anda sayangi mendapat perlakuan seperti yang FQ alami? Sebab kalian nggak akan pernah bisa membayangkan, toh laki-laki pada umumnya tidak pernah dilecehkan secara lisan oleh lawan jenisnya (tentang tubuhnya). Jadi anda akan sulit membayangkan bagaimana rasanya bila anda yang dikata-katai: sajian masaknya setiap minggu selalu sama, yaitu pepaya gantung.

There, i said it.

Sekarang, maukah anda berbagi pendapat anda mengenai fenomena #fq ini?

UPDATE: baca juga Lagi, Tentang Twit #fq di situs ngerumpi.com

84 thoughts on “Kajian #fq Berjamaah. Seksis.

  1. Sekarang kan jamannya bebas berpendapat, udah ga tabu jg kan orang2 ato cowo2 (juga sebagian cewe2, hayo pada ngaku) bercandaan yg “menjurus” seperti itu. Yang penting sih masing2 pribadi tau batasan2 moral aja. meskipun pasti ada perbedaan persepsi mengenai hal itu.

  2. Sudah bagus sebenernya, FQ hadir dg tren baru bahwa memasak juga bisa cantik & modis kok! dan masalah akhlak laki-laki, begitulah. Mau pake baju yg tertutup sekalipun pasti masih saja ada celetukan seksis.

  3. yang jelas, tiap acaranya FQ udah mau mulai tuh SELALU ndak mbuka twitter.. Hahaha! Kenapa? risih aja baca komentar2 seperti itu, apalagi terhadap wanita.

  4. Hahaha ternyata. Pendapat aku tentang hashtag #fq?

    Oh akhirnya aku berterima kasih banyak kepadamu, soalnya aku sudah 3 minggu selalu bertanya2, what the hell was #fq, orang kok tiap sabtu pagi selalu rame dengan bahasan yang ambigu itu seperti katamu…

    Aku tanya sana sini dan tidak ada yang menggubrisku, sepertinya mereka tenggelam dalam persona si chef yang panas ini 🙂

    Paling tidak sekarang aku ngerti lah… minggu depan live streaming hayuk, lol.

  5. Aku koq ngeliat dua hal disini. Pertama sepakat, emang jadi jengah aja ngeliat tweet melecehkan seperti itu tiap sabtu pagi. Walau aku gak sampe matiin tweetdeck sih …

    Hal kedua, ya ini media. Dari awal acara ini dibuat sepertinya emang udah dikonsep untuk menggunakan daya tarik fisik dari Farah Quinn sebagai daya tarik. Bukan buat pembenaran sih, cuma ya terus wajar kalo sampai muncul fenomena seperti ini. Emang masih susah buat memberikan pemahaman mengenai masalah gender seperti ini kalo dari media sendiri juga malah menjual *secara terang-terangan* hal seperti ini …

  6. Nicely done! Well said!
    Kasus seperti inilah yg menjadi grey area RUU APP. Pola primitif laki-laki yg selalu terbebankan kepada perempuan. Ironis memang, tapi inilah kenyataannya. Saya juga ‘memantau’ trending topic #fq ini, dan saya setuju komentar2 ny sudah sangat obvious sexist.
    Seharusnya, wanita Indonesia dapat ‘bangun’ dari buaian komentar pria-pria yg (seperti) memuja padahal jelas-jelas merendahkan perempuan itu sendiri. Waktunya wanita Indonesia diakui karena skill nya bukan karena kemolekan tubuhnya.

  7. Aku jijik sama hashtag #fq. Ya maaf, tp aku nganggepnya emang pelecehan sih. Knp harus selalu ngebahas bagian tertentu tubuh fq sih? Kayak gak ada hal lain yg lebih penting. Pelecehan banget, dan dengan ngomongin dan jadiin soal seksualitas dan sensualitas seorang perempuan di tempat umum seperti twitter, seseorang gak cuma merendahkan fq sebagai perempuan, tp lebih jauh lagi, dia (mereka) sedang merendahlan diri mereka sendiri.

    Dikira lucu tiap minggu pagi ngomongin boobs di ranah publik? Emang mereka mau kalo istri atau adik mereka dijadiin obyek fantasi seksual di tempat serame dan seberagam twitter? Semoga mereka mikir.

  8. ga suka baca yg hastag itu..
    risih…itu cowo2 memang ga pernah ngerasain gmn di abuse sedemikian rupa.dikomentari setiap apa yg dia lakukan /bgmn pakaiannya
    or at least bgmn jk orang terdekat mereka yang di posisi si farah quin…
    ya kembali ke moral masing2 orang sih 😉
    kadang yang di follow orang banyak itu ga sadar tweet nya yg cmn 140 karakter itu bisa mempengaruhi followernya, entah dari yg hanya bercanda/ serius menjurus ke hal2 ambigu itu, tetp Tweets about Farah Quinn’s body is not funny.. (mengulang kata2 diatas)

  9. Glad you brought this up, nona. Tadi malem aku ngebahas soal ini jg sama si pacar. Aku ngomel2 panjang kali lebar. Blm sempet ditulis, keduluan kamu *jambak dita* 😀

  10. @ arya: hu uh, keep it for your mind aja ya, yak!
    @ anggi: bebas berpendapat nggak berarti kemudian bisa melakukan sexual harassment melalui tulisan dong..
    @ vina: “akhlak laki2 yg begitulah” nggak bisa jadi pembenaran untuk melakukan twit seksis kan?
    @ ocha: ikutan komen jg boleh lho, speak up your mind and use the #fq tags 😉
    @ dewa bantal: hm…semoga live streamingnya sopan ya
    @ galeshka: ya begitulah karakteristik media pd umumnya, eksplorasi hal2 yg disukai kaum patriarki dan menyajikannya ke konsumen
    @ ilham ariawan: sayangnya beberapa teman2 perempuan malah memilih untuk menyingkir dari arena twit #fq dan menerima hal tersebut sebagai “becandaan laki2 emang gitu kok..”
    @ lindaleenk: yak betul, nggak pernah ngerasain di-abuse secara kata2 jadi sulit untuk berempati. Ngetweet itu gampang, nulis 140 karakter lalu lupakan. Mungkin beberapa orang lupa punya followers sedemikian heterogen..
    @ venus: simbok boleh lho nulis juga tentang #fq.. norak ya? ngomongin fantasi seksual di twitter. Kasian juga sih mereka, cm bisa ngarep sm bodynya FQ
    @ nengratna: yg kamu maksud siapa emang, neng? :mrgreen:

  11. Disturbing memang.. Apalagi farah quinn memang bener2 chef dan jago masak, tapi kok org2 malah play a joke dgn tubuhnya.. Sangat melecehkan. Apalagi salah satu jemaah #fq is a very well known person lah.
    Ga lucu.. Sangat tidak lucu. Seandainya yg digituin istri, ibu ato anak perempuan mereka.. Apakah mereka juga akan ikut2an berfantasia.. *prihatin*

  12. .
    Sayah pikir lelaki ndak salah. Yang salah adalah cara berbusananya.
    Jaman Farah belom sekondang sekarang, tampilannya “lebih parah”. Kaos dengan belahan dada rendah, ato kaos super ketat… Beruntung saat ituh Twitter belom seheboh sekarang… 😉

    Sekarang busana Farrah udah “lebih sopan”, bahkan sayah udah jarang nonton karena “udah ndak acik lagi”, meski sesekali sayah nonton dan nge twitt soal beliau sekitar 5 atau 6 kali.

    Kalo ndak ingin dikomentarin miring, sebenernya sederhana aja;
    Pake aja busana ala padang pasir lengkap dengan burqa.

  13. @mbelGedez : yah… kalo disalahin mulu dari satu sisi alias cara berpakaian si cewek, ya pasti laki menang mulu… karena kan emang selera berpakaiannya cewek emang begitu… LOL

  14. saya ndak pernah nonton #fq sih bahkan ndak tau dia seperti apa… cuman baru saya sadar timeline saya pagi ini.. ya gitu deh 😀

    disable chromed bird untuk sementara… hihihi

  15. Wah, msh ada aja ya yg menyalahkan “korban”. Krn pakaiannya seksi jd boleh dilecehkan?
    Pdhl wardrobe-nya dipilih dan diatur oleh kru tv atas perintah produser ato sutradara (intinya yg jabatannya lbh tinggi). Yang dilakukan atas dasar mengikuti minat penonton agar rating naik.

    Yg jd inti mslh kan bkn #fq di twitter, tp warga online yg terang2an (ato terselubung) menggunakan kata2 yg menyinggung kaum wanita di twitter. Mau blg yg dibahas itu hanya farah quinn, tp bnyk yg follow twitter mrk (kalian?) Yg merupakan kaum wanita dn terpaksa hrs membaca tweet #fq itu.

  16. Kalo menurut saya sih, positioning acaranya bagus, “memasak pun bisa cantik”.
    Namun sayangnya, sebagai laki2 yang gemar masak, ada 2 masalah mendasar dr #FQ:
    1. Ga pandai masak
    2. Ga cukup cantik

    Alhasil tidak bisa mengambil esensi dr positioning tersebut. Yang paling menonjol dr acara #FQ itu ya bagian tubuhnya itu.
    Wajarlah para laki2 menjadikan hashtagnya menjadi seksis.

    Sebagai manusia dewasa & melek teknologi, kita kan selalu punya pilihan.jgn mau dikendalikan oleh media. TV ga harus ditonton, Tweetdeck ga harus dibaca kalau memang ga suka. As simple as that.

  17. @mbelgedez: komentar sampeyan lucu. Kalo yang salah si fq karena pake baju yg mengundang, sama artinya situ nyalahin korban di kasus2 perkosaan, bukan pelaku pemerkosaannya. Padahal pake burqa atau jilbab rapat pun, perempuan masih sering jd korban. Bahkan anak2 kecil yg dadanya blm tumbuh aja bisa jd korban kok. Bukan soal tampilan, pak. Tp problem utamanya ada di ketidakmampuan laki2 mengendalikan otaknya. Silakan baca2 lebih banyak deh. Pendapat sampeyan sangat shallow, sorry to say.

  18. sebaiknya dalam permasalahan seperti ini, jangan bersikap defensif seperti mas mbelgedez. sikap seperti ini ga akan pernah menyelesaikan masalah. kita kan mau memperbaiki keadaan, bukan gontok2an. so, please be open-minded.

    gaya becanda laki2 emang begitu, termasuk saya. tapi selama kita ada di ruang publik, di mana ada perempuan juga, kita harus jaga kata2. itu yg namanya respek. tanpa itu, masalah2 pun terjadi. lain halnya jika saya dan siapa pun anda, para lelaki, sedang ngumpul bareng tanpa ada perempuan. silahkan aja bicara seporno mungkin. enak kok.. hehe

    balik lagi, ini tentang etika sosial. so, tetaplah menjaga sopan santun dan bersikap layaknya seseorang berpendidikan 😀

  19. wadowwww… suzan baru tau ada jamaah #fq … suzan seneng sih ngeliat acara masak tersebut, tapi sampe mengidolakan dia gak juga tuh 😀

  20. @ biyung nana: yup, komentar2 seksis seperti ini membuat FQ diingat bukan dari keterampilannya memasak tapi karena bentuk tubuhnya.
    @ mbelgedez: komentar sampeyan defensif dan menyalahkan perempuan banget, om… Semoga nggak banyak lelaki yg kejer cm gara2 liat perempuan nggak pake burqa
    @ waterboom: ..dan situ termasuk laki2 yg kejer kalo liat perempuan berselera pakaian gitu, mam?
    @ christin: itu timeline penuh #fq udah beberapa minggu. Jgn disable dong, counter tweet aja eheheh
    @ tikabanget: eh kenapa dgn ndorokakung? :mrgreen:
    @ macangadungan: yap, ada kontribusi produser dan media di sini yg menentukan bagaimana kemasan si FQ. Tp jangan lupa, bahwa media jg memengaruhi selera pasar. Kayak duluan mana telor atau ayam jadinya..
    @ andy kho: Kenapa nggak bisa mengambil esensinya? Saya rasa dia berhasil membuat memasak tampak sebagai kegiatan yg mudah dan menyenangkan.. Tergantung pada kemampuan kita mengarahkan perhatian sendiri aja sih sebenernya..
    @ venus: +1000 like this 😀
    @ eliabintang: perulangan kalimat “gaya becanda laki2 emang begitu” cuma memperkuat sugesti di diri kalian aja. Sekaligus mengalienasi lelaki2 yg kebetulan mampu menahan dirinya utk tidak bercanda demikian 🙂
    @ suzan: saya mengidolakan masakan2nya yg memang tampak cantik dan enak..

  21. setuju,,, FQ pinter masak, cantik, tapi kenapa kemasan nya musti dibikin gitu ya… mengundang omongan yg gak2 dari para pria.. kecuali emang posisioning nya begitu.. buat memanjakan mata laki-laki…

    tapi yg cowo juga gak boleh gitu ah, kalau emang pada punya fantasi disimpen sendiri aja napa, kan gak harus disebarkan ke semua org biar pada tahu… 😐

    dan lagi2 si cewe yg disalahkan, kenapa baju nya gitu, kenapa omongannya gitu, kenapa garak-geriknya begitu… oh puhliisss… 😐

  22. ya udah sih…
    fq-nya juga gak keberatan.
    kenapa pada sewot.

    itu kan urusan masing-masing.
    kalo gak suka ya silahkan menghindari yang kayak begitu.

    semuanya kan urusan masing-masing.
    kalo gak suka dvd bokep ya gak usah nonton.
    kalo gak suka fq diabuse lewat 140 karakter ya gak usah diliat pas lagi jam segitu.

    bukannya ini yang selalu diperjuangin sama orang-orang yang nentang RUU APP?
    biarkan masyarakat yang menjadi dewasa dengan sendirinya.
    masyarakat tidak boleh dibatasi ruang geraknya.
    preeeet…..

    kalo fq terus emang pengen jadi bitchy, that’s her choice.
    get a life, people!

    ps: i don’t do tweeps

  23. yang begini pasti selalu seru pro-kontra 😀
    pihak yg ‘dituduh’ pasti mengeluarkan dalil2 argumen begitu juga dengan ‘si penuduh’.

    kalo dr aku, terganggu sih enggak. mungkin krn faktor ‘terbiasa’ ya, krn lingkunganku laki2 dan paham bhw itu bahasa mereka dlm ngomongin cewe. relatif beda dengan kita, cewek, kl lagi ngomongin cowok.
    tapi, aku ga terganggu ga berarti itu ‘benar’ (walo definisi benar jg masih diperdebatkan).

    di satu sisi bisa memahami ‘guyonan’ spt itu sgt ‘machoisme’ alias cowok banget. disisi lain, merasa kasihan sama cowok2 itu…karena mereka sebatas melihat apa yg ada di permukaan kulit doang.

    kadang aku bales sih, komentarin cowok dr sudut fisiknya banget.
    ato sekalian aja kali, kl misal ketemu cowok2 itu, liatin aja celana jeans mereka di bagian selangkangan, munthuk apa enggak, hihihi :-“

  24. setuju banget dengan bagian terakhir tulisan dita..

    tunggu sampai ibumu, atau saudara perempuanmu, atau istrimu, atau bahkan anak perempuanmu yang dilecehkan di ranah publik.. apakah mulutmu masih berkomentar dengan kata-kata yang sama?? masih ngeluarin joke ga lucu seperti “pengenyal tambahan”?? we’ll see..

  25. pelacur memang buat dilacur. beda dengan ibumu, istrimu, atau saudara perempuanmu.. (kecuali, kalo emang.. mm… gak jadi deh.. :P). intinya, gak sepantasnya pelacur dibanding-bandingin sama ibu atau saudara perempuanmu. gak mau kan?

    sama aja sama farah quinn. gak sepantasnya beliau dibanding-bandingin dengan ibumu, saudara perempuanmu, atau istrimu.

  26. Saya masih aga aneh dengan kalimat “bawaan otak primitif lelaki”, apakah Adam menginginkan seorang Hawa karna otak primitifnya? apakah Adam pernah berada dalam keadaan otaknya primitif? lalu bagaimana dengan otak primitif wanita? *hanya penasaran*

    Setuju dengan @kebon jahe, ironi memang…di satu sisi menentang RUU APP dengan alasan seperti yg telah dijelaskan, tapi di sisi lain ingin membuat aturan sendiri.

    Ya klo menurut saya sih dikembalikan ke masing2 aja (sepertinya sudah menjadi kalimat pamungkas untuk menengahi berbagai pertentangan), yang cewe pake baju yg sopan, yg cowo menjaga pandangan dan kata2nya, sama2 memperbaiki diri lah.

  27. @ fairyteeth: kemasan begitu eh ya supaya lebih banyak perhatian dari pemirsa…and it works! Buktinya kajian #fq rame, terbukti banyak lelaki yg senang berbagi fantasinya ke publik.. 🙄
    @ kebon jahe: yep, FQ (mungkin nggak keberatan). Tp banyak perempuan lain yg keberatan dgn perilaku laki2 yg ngeblast fantasinya via socmed. Yaiikkss..
    @ meong: contoh yg menarik mbakmed. Sayangnya i don’t think its gonna work. Perempuan ngeliat fan berkomentar fisik lelaki? Mereka yg kesenengan karena kita dikiranya perhatian.. idih ogah :mrgreen:
    @ orangemood: saya juga seneng kemasan acaranya Bara Pattiradjawane, Mas. Masakannya nggak terlalu sulit & membuat kegiatan memasak tampak menyenangkan
    @ achoey: saya juga nggak kenal, choey. FQ pan artis,sayah bukan :mrgreen:
    @ tio alexander: saya taunya pengenyal tambahan dipake untuk membuat makanan. Itu maksudnya?
    @ pipitta: semoga nggak sampe kejadian kayak gitu juga, sih.. Kasian aja sm perempuan di sekelilingnya heheu
    @ dono: ini bukan bermaksud membandingkan seseorang dgn orang yg lain lho, Mas. Ini ‘kan analogi, teknik yg digunakan utk membantu orang utk berempati pd topik yg sedang didiskusikan.
    @ cemens: sampeyan plurkermania ya?
    @ anggi: otak primitif itu adalah istilah, semacam naluri yang membedakan cara pikir dan bertindak makhluk yg namanya perempuan dan lelaki. Scara umum, dapat dinyatakan bahwa kebanyakan lelaki tertarik secara visual sedangkan perempuan tertarik pd keamanan secara fisik dan emosional. Ya, perempuan jg punya otak primitif/naluri. Penjelasan lebih jauh silakan pinjam bukuku yg berjudul The Female Brain karangan Louann Brizendine.

  28. hahaha seru nih … BTW dlm episode episode yg terbaru busana FQ sebenarnya sudah tidak seberani episode episode awal. Cuman episode kmrn itu memang sangat (woot) LOL *cowok mode on*. Menu masakannyapun tidak terlalu luar biasa menurut ane, karena dari bahan-bahannya pun sudah bahan yg enak yg kl dijadikan apapun keknya memang bakalan enak.

    Nah kl masalah #fq karena sudah sebebas itulah arus informasi yg ada saat ini melalui tweet atau socmed yg lain. Kalau ingin menolak kontennya atau risih tinggal di unfollow ajah atau bikin tandingan arus informasi di #fq dong yg lbh menonjolkan informasi soal menu atau sisi tayangannya yg lain hehehe~

    mo nambah kalimat lagi kok udah panjang komennya jadi sekian dulu gitu ganti diroger kopi teh pisang goreng….

  29. umm..kalau aku boleh nambahin ya..
    memang sih urusan masing-masing terserah mau ngapa2in..
    tapi mbok ya..tolong..ini ranah publik, dan abegeh2 mulai bersliweran..
    kalau (maaf) yang tua2 ngasih contoh kayak gt..gmn yang muda2? gmn dgn abegeh2 yang mengidolakan beliau yg banyak di follow orang..

    maaf ya, bukannya menyalahkan si FQ atau yang ngetwit..
    just behave.. klo mo ngomong ngasal mbok jgn timeline publik…

    maaf lho ya..
    aku cmn khawatir dgn ade2 yang udah mulai kenal internet..
    kalau para pendahulunya ga behave kayak gitu..

    🙁

  30. @nonadita
    lho piye tho? analogi itu kan memperbandingkan satu kondisi dengan kondisi lain yang serupa. cuman masalahnya analogi yang dipake mbakyu pippita di atas itu gak tepat (kecuali ibumu, istrimu, atau anak perempuanmu emang tampilannya gak pantes kayak fq itu).

  31. yah semoga lontaran tweet terkait tidak mengaburkan dari esensi positif dari keberadana chef satu ini. bagi q apa yang ada pada diri #fq tidak lebih dari itulah diri nya, toh chef cantik ini tidak pernah membahas item terkait tweets “unik” itu. i like her cook style, simplified as it could possibly be (no other ingredients attached) 😀

  32. sangat beruntung klo sabtu minggu libur kerja jd ga perlu banyak2 liat timeline teman2 apalagi si…itu tu…temennya “diajeng” yang terlalu (maaf) “nafsu” saat mengomentari penampilan Fq :mrgreen:

  33. ahahahahahaha untung sabtu dan minggu pagi jarang banget merhatiin timeline twitter. sibuk sih.. dan saya punya acara masak sendiri di dapur saya sendiri 😆

    pernah satu dua kali baca, pertama-tama jengah. kok bisa komen kayak gitu. padahal kalo saya perhatiin di tipi, si #FQ itu biasa aja. Masak. Seperti yang sudah seharusnya. Tapi kalo baca komen-komen di tweet, rasanya lebay banget deh! 🙄 akhirnya ga ga pernah baca lagi, males..

  34. Mas @dono, selera berpakaian orang kan beda-beda.. sampai sekarang masih banyak kok saya lihat perempuan berpakaian seperti yang dipakai FQ.. mungkin aja ada saudara perempuan atau pacar atau tetangga atau siapalah komentator di sini yang selera berpakaiannya sama dengan FQ, tapi itu tidak menjadikan mereka pantas untuk DIBAHAS fisiknya di ranah publik, kan? Disertai hashtag khusus pula..

    Bahkan seorang pelacur pun menurut saya tidak perlu dibahas tentang fisiknya di twitter.

    Saya hanya ingin setiap orang lebih menghargai sesamanya. tidak menghujat, menghina, atau merendahkan perempuan hanya karena pilihan pakaiannya, atau bahkan profesinya 🙂

    ..lagipula saya pikir pelacur bukan pilihan profesi, toh? *dan kenapa kok tiba-tiba ada kata-kata pelacur di sini, saya juga ga ngerti, bukannya kita lagi ngebahas #fq?? ;p

    well.. ramai-ramai membicarakan bagian tubuh perempuan sehingga malah terkesan “soft porn nanggung” di twitter yang notabene mudah dibaca bahkan oleh bocah umur sepuluh tahun, plis deh.. that’s not funny.. at all..

  35. .
    FOR ALL :
    Busana ya busana.
    Ndak isa kita ngasih contoh soal perkosaan, apalagi soal anak kecil segala.

    Apapun ceritanya, Acara masak memasak #fq memang dikemas demikian.
    Menonjolkan sesuatu yang beda, terlepas dianya dulu lulusan NHI lalu ke Amrik segala.

    Coba tengok ke beberapa taon kebelakang. Acara masak memasak ndak ada tuh yg ngomentarin sedemikian sexist. Karena apa ???
    Ya karena busananya busana orang masak AKA ala koki. Apa yang mau dikomentari dari celemek…???

    Coba deh #fq ganti busana full dress, sayah jamin ndak akan ada yang nonton dan sebaliknya misale #fq ber bikini aja, maka rating hari itu sayah jamin naek 1000% !!!

    Inget tuh diluar negri ada siaran berita yang sangat digemari. Padahal cuman mbaca berita lhooo…. Tau kenapa siaran berita ituh sangat digemari ???
    Karena pembaca beritanya akan melepas busananya satu demi satu sampe tinggal kancut dan kutang…. (silakan cari di youtube)

    Masih ndak percaya, kalo busana perempuan ituh berpengaruh…??? 😉

    Masih juga nyalahin lelakinya yang sexist…??? 😉

  36. hihi… saya cenderung ke kubunya @mbelgedez.
    Bahas #fq ya ga bisa dibanding2kan ke ibu, adik, kakak, istri or whoever perempuan lain. Kenapa Bahas dia jadi seksis? Karena banyak orang yang melihat unsur kemasan sensualitas dari acaranya. Laki2 ga bisa kontrol imajinasinya? Haloo… ada laki2 yang complain dgn statement itu? It’s been long said & understood of that fact. One other joke said, it is hard for men to make eye-contact, simply because breast don’t have eyes… =D

    @nonadita: kenapa saya ga bisa ambil essensinya “masak tetap cantik”? Kan udah bilang di comment awal 2 alasan mendasarnya =). Coba deh, kalo punya kenalan yg senang masak. Ajak dia nonton #fq 5 menit aja, terus tanyain, “menurutmu, #fq bisa masak ga?”.

    Gw gemar masak, gw ga mau nonton FQ. It’s pathetic. Orang ga bisa masak dipaksain jd host acara masak. Nasibnya #fq kalo orang jd comment melantur kemana2.

    Kalo memang pengen banding2in, lihat acaranya Nigella Bites atau Laura Calder “French at Home” di AFC. Mereka jg sexy & even sering show a lot of cleavage, tp skill masaknya jauh lebih menarik buat dilihat dibanding sensualitasnya. Acara favorit gw justru “Chef at Home”, hostnya laki: Michael Smith. Ga ada kabel? Acaranya Bara atau chef cowok keturunan Cina yg menu2 sehat itu jg bagus.

    Intinya, buat cari referensi masak, ga masalah liat acara TV yg host laki atau perempuan, sexy atau ngga, yg penting jago masak.

  37. Saya pribadi termasuk yang merasa terganggu dengan persepsi seksis farah quinn yang ada di masyarakat sekarang. PAsalany setiap saya nonton farah quinn di manapun (di rumah, di rumah mertua, di rumah temen) saya pasti “dituduh” senang menonton tubuhnya itu. KArena pada kenyataannya kemampuan memasak saya minim.

    Padahal mereka gak tahu kalau saya juga nonton chef bara, sampai ulangan tayangan ibu siska di tv lokal elshinta. Karena pada dasarnya memang saya suka acara memasak (suka acara memasak ndak berarti harus suka masak).

    Saya juga ndak menutup mata bahwa penampilan chef yang satu ini seksi abies, dan sebagai laki-laki mungkin sempat juga melihatnya sebagai godaan. Tapi ya itu tadi saya menontonnya karena memang suka acara masak. Sayangnya persepsi macam hastag FQ yang diceritakan di atas membuat saya jadi sering dipojokan dengan tuduhan sedang berpikiran cabul kalau sedang menonton acara FQ.

  38. Halo.. salam kenal Dita (bener ngga manggilnya?)

    I just bumped into this article and wanna give my two cent 🙂

    Opini saya, FQ adalah orang yang cerdas. Ia pintar masak, good looking, smart, strong, and independent. Nah, apalagi yang dicari dari seorang wanita?hahaha.

    Tapi, yang menurut saya, yang paling canggih dari dia ialah bagaimana ia mampu mengolah semua kelebihan yang ia punya tersebut menjadi self branding yang kuat. Ujung-ujungnya adalah meroketnay reputasi si koki seksi. Dampaknya luar biasa, bukan?

  39. gua stuju banget mbak…siapapun itu ..mo dia seseksi apapun ato sejelek apapun..bukan hak siapapun untuk bisa melakukan hal-hal semacam itu ..verbal sexual harrassment itu setau gua,,,karena gua juga sering kesel dengan komentarl cowok” yg ..maaf..mengata-ngatai bout my breast,,it’s so annoying,,.mereka pikir itu joke..but not for the object..untung skarang udh jarang…wkwkwk

  40. kita tak bisa juga menyalahkan jamaah #fq juga, setiap hal pasti memiliki sisi positif dan negatif. ke”positif”an FQ mungkin saja dijadikan tuah produsernya untuk menaikkan rating acara memasak pepaya-nya, dan tentu saja kaum lelaki yg mendapatkan manfaatnya meski tidak munafik banyak wanita juga mendapatkan resep baru. tapi bukankah ini sebuah simbiosis mutualisme? i bet in the other side of this world there are many women talk about men, but they would never tell us all, just because they women. kita tak akan bisa melarang, ato setidaknya mencegah kicauan masyarakat banal di dunia maya, meski saya setuju bahwa Tweets about Farah Quinn’s body is not funny.. mungkin peran adanya filter jamaah #FQ yang harus diperbaiki.

  41. Yes you got the point,..
    imagine someone drugging your daughter and doing the same to her…

    FYI tindakan tersebut termasuk dalam bentuk pelecehan walaupun sebagian dari mereka menganggap itu hanyalah sebuah joke >.

  42. Hmm… Saya belum mendengar protes farah quinn ttg tweets yg bernada pelecehan (atau apalah namanya). Lalu, knp Anda yg pusing? Haha. 😀

  43. cuma mau komentarin bahwa otak primitif tidak bersifat gender dan tidak berkaitan dengan nafsu. bagian otak primitif diketahui berhubungan dengan insting dan reaksi cepat untuk tetap bertahan hidup.

    ngemeng2, saya suka dengan komentar anda: pepaya gantung. ROFL

  44. ups, kalimat terakhirnya kena banget! 🙂

    saya pribadi gak gitu suka acara itu, ya emang dasarnya gak suka acara masak2. jadi biar yang bawain FQ mah gak ngefek juga hehe. cuma saya penasaran dengan mereka yang ngetwit itu kenapa pake hastag, kok ndak langsung mention akunnya FQ? kan dia punya akun twitter to? (pernah liat tp ndak follow hehe). Atau mungkin itu cara mereka supaya gak nyinggung yang diobrolin tiap weekend? entahlah.

  45. Huaahaaa….ada sajian lain yang disuguhkan selain masakan FQ..
    Btw, memang sih dari twit #fq itu bisa sedikit bnyk menggambarkan apa yg ada di otak yg ngetwit, tapi apa ya lgsung di judge?

  46. pemaknaan kita terhadap sesuatu dalam hal ini FQ sebagai pemicu akan menentukan kebiasaan kita berpikir dan pada akhrinya kebiasaan ini akan menentukan masa depan kita …semoga

  47. Menurut gw daripada kesal lebih baik sekalian digunakan kelemahan pria itu, kita harus pandai..karena para pria itu bisa dibuat seperti kambing atau sapi yang dicocok atau bahkan anjing piaraan…bila wanita cantik ditambah dengan brilliant brain mereka tidak ada artinya selain sebagai kantung sperma…sorry to say…so ‘ga perlu senewen…karena otak mereka memang ada di bawah perutnya… :))

  48. mbak FQ memang idola para kuliner maniac & sexy maniac..
    tapi itulah resiko public figure..
    saya sendiri pernah bertemu langsung dgn mbak FQ ..dan ternyata orangnya ramah lho!!

  49. “Tweets about Farah Quinn’s body is not funny.”

    That is correct. No need to comment on a person’s body in Twitter. That is horrible. The person who does such a thing should be banded. People should take their Tweets more seriously because it can be seen by anyone all around the world.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: