I Tweet, Therefore I Am

Selama tiga minggu belakangan ini, kalimat ini rasanya terus menerus terngiang-ngiang di telinga “Indonesia is the third largest tweet producer in the world”. Yup, setelah United Kingdom dan Japan, jumlah tweet kiriman kita memang yang ketiga terbanyak di dunia. Fakta ini juga sudah dikonfirm oleh orang Twitter-nya langsung lho :mrgreen: Eugh.. alhamdulillah, mari kita syukuran.

Saya nggak tahu berapa jumlah pasti jumlah pengguna Twitter yang terdaftar dari Indonesia. Tapi fakta di atas memberi gambaran bahwa jutaan Twitter dari Indonesia lumayan produktif bercuap-cuap di accountnya, membuatnya serupa dengan chatroom, mailing list dan forum yang sudah duluan ada.

Familiar dengan status pendek “suntuk”, “melapar”, “@teman jieee” ‘kan? Kita bawel? Ya nggak apa-apa, karena kita lah yang berhak menentukan penggunaan Twitter kita (dan akun social media lain pada umumnya). Social media sudah sampai pada tugasnya menyediakan wadah untuk kita berkomunikasi. Kitalah yang kemudian membuatnya lebih hidup dan punya warnanya sendiri. Bila kemudian kita menggunakan Twitter untuk personal branding dan kemudian memilih konten yang akan di-twit, itu juga pilihan. 🙂

Penasaran juga sih berapa jumlah Twitter bot yang dibuat orang Indonesia. Heran aja gitu kok bisa-bisanya iseng bikinin Kingdom of [Something] sampai… banyak. :mrgreen: Sekarang siapa yang udah di-mention oleh @KingdomofASU, @Kingdomofeaaa, @Kingdomofjieee, @Kingdomofuhuk, @Kingdomofybs? Gosh.. these are really both entertaining and absurd!

Ah, Twitter emang masih (dan makin) menyenangkan. Sekarang pertanyaan “what’s your Twitter account?” sudah terdengar sama familiarnya dengan “are you on Facebook?” atau “add FS gw ya..” di masa lalu. Onliners makin banyak yang penasaran pada apa asyiknya Twitter. Terutama sekarang setelah aplikasi mobile menjamur dan ada dukungan dari provider-provider layanan internet.

Sekarang ponsel apapun bisa digunakan untuk Twitter-an, bahkan ponsel jadul yang cuma bisa dipakai untuk teleponan dan SMS saja. Ngetwit jadi lebih gampang setelah provider seluler Indonesia menyediakan layanan khusus Twitter via SMS. Sekarang aja Telkomsel bikin layanan Twitter-an via SMS. Biayanya lumayan murah cuma Rp. 1500,-/minggu atau Rp. 5000,-/bulan. Info lengkapnya silakan mampir di mari.

Omong-omong soal asyiknya Twitter-an, minggu lalu saya singgah ke markas Twitter di San Francisco, California lhooo. Pastinya langsung laporan via 4sq dan ngetwit dong hihihi…

Yeah, last week I tweeted from Twitter’s headquarter in San Francisco!
Yeah, last week I tweeted from Twitter’s headquarter in San Francisco!

Bagaimana dengan Anda, biasanya ngetwit tentang apa saja?

20 thoughts on “I Tweet, Therefore I Am

  1. wuaaahh… keren….. banyak yang bisa diceritain donk???…

    hmm…. saya sih biasanya twit gak penting, kaya… “laper”… “ngantuk”.. dll, itu juga jangkanya berhari-hari -_-‘

    btw, salam kenal ya.. ^_^

  2. @ sandalian: eh @kingdomofwahihi itu bukannya bikinan sampeyan pow?
    @ si pentung: thank you! Ya ini mau menulis ceritanya satu demi satu. Kemarin2 belum sempat :mrgreen:
    @ arif chasan: iya banyak yg bisa diceritain. Salam kenal juga. Saya juga ngetwitnya random kok hehehe
    @ anggi: iya dicoba aja, nggak mahal juga kan

  3. Iy ya, pantesan gak sedikit yg sukses/bnyk followernya ternyata dr indonesia. @ihatequotes jg ternyata org indo, wkt aku follow uda lama bgt kirain orang barat sblh manaa gt.. mari kita twit suara indonesia yg positif. oiya pantesan kok kyk gampang n sering bgt topik kita jadi trending topik.. hmm

  4. @ Andy MSE:
    Ah iya, Mas Andy lebih suka ngeplurk ya 😀
    @ miphz:
    Banyak lho akun semacam itu yg buatan orang Indonesia. Saking kreatifnya emang.. Dan saking banyaknya juga makanya sampe jadi peringkat ketiga terbanyak di dunia :mrgreen:

  5. paling-paling cuma nge-tweet tentang kata-kata puitis (kalo lagi sedih sih.. hehe) dan tentang kerjaan..
    oh ya, aku dah follow twitter kamu tuh.. 🙂
    met kenal yah, dita.. :p

  6. saya pkkir sih twitter, fb dan kawan-kawannya itu begitu laku disini (sangat aktif penggunanya) karna di Indonesia banyak aturan sosial yang kadang melarang kita mengekspresikan perasaan bahkan untuk sekedar bilang “lapar” atau “kenyang”. Itu lah kenapa twitter dan sejenisnya jadi begitu laku karna bisa jadi tempat curahan ekspresi ini.

    Kondisinya agak beda dengan masyarakat seperti di US yang memang sehari-hari pun terbiasa menyuarakan apa yang dirasakan pada orang-orang sekitarnya. Buktinya pengguna terbesar berasal dari UK, japan dan Indonesia toh, yang memang kondisi sosialnya punya banyak aturan remeh temeh.

  7. @ dhanis: ngetwit untuk curhat? Sudah aku follback yaaaa #eaaa
    @ jarwadi: kalau twitnya satu tema, bisa dikumpulkan dan dijadikan postingan di blog 😀
    @ titiw: eittss…. peristiwa langka layak diabadikan. Thank you, dear mwaahh!
    @ bukan detikcom: setuju banget! Banyak hal2 yg membatasi kita untuk berekspresi secara bebas di dunia nyata. Twitter dan akun socmed lainnya seperti menjadi “pelampiasan” mengekspresikan perasaan.
    @ success ladder: eh thank you banggets lho..

  8. Aq ngetweet tentang…apa ya…kadang klo ngeliat sesuatu yg lucu dan perlu dikomentari. Malah twitter membantu saya berkomunikasi sama adek sebagai pengganti sms dan tlp karena sinyal Operator HP yang saya pakai bobrok banget klo ud ada di kantor. 😀

  9. @ bieb: wah padahal kadang lebih cepat SMS orang daripada mesti kirim message via Twitter ya. Kasusmu unik!
    @ inung gunarba: cobalah :mrgreen:
    @ rusabawean: iya pengalaman seru hihihi!
    @ krupuk: ya disambi main twitter juga nggak apa2 lho, malah bs lebih seru ngeblognya
    @ eka nugraha: iya peluang bisnis buat para operator & pembuat HP. Kita? Tinggal cari yang paling menguntungkan 😉

Leave a Reply to Arif Chasan Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: