Jangan Tukar Isu Putri yang Ditukar

Joe Satch menulis pendapat tentang rame-rame Putri yang Ditukar dengan baik & menarik. Bukan hanya pendapat tentang cerita sinetronnya, secara khusus Joe menyoroti perkembangan perang diskusi di social media ke arah red herring. “Ketika membela sinetron sudah sama mengerikannya dengan membela agama, mau jadi apa negara kita?”, demikian kekhawatiran Choro, blogger lainnya.

Beberapa orang nggak habis pikir mengapa ada orang-orang yang bisa segitu “gemas” terhadap sinetron Putri yang Ditukar (PyD) sampai mau berepot-repot ngetwit, ngeblog dan membuat Gerakan Koin tentangnya. “Matikan saja TV-nya”, begitu kata mereka. Tapi ada orang yang baru merasa puas ketika sudah berbagi opini. Opini dan kritiknya tidak tersampaikan bila hanya memilih untuk mematikan TV. Sikap pasrah tidak menyelesaikan masalah.

Mungkin karena itulah mereka yang memiliki energi berlebih memilih berbagi di social media. Seperti pendukung yang baru puas setelah membela idolanya dengan segenap jiwa raga. Seseorang punya hak untuk menyampaikan kritiknya dan pendukung sinetron PyD punya hak yang sama untuk membela tayangan yang disukainya. Tulis saja apa hal menarik yang hiburan yang didapat dari situ. Saat debat berkembang ke arah ad hominem (menyerang sisi personal lawan bicara) dan fitnah, menurutku itu mengerikan sekaligus lucu. A huge fan of the Conspiration Theory, huh?

Penggemar Teori Konspirasi ini pula yang menuding isu dihembuskan oleh pendukung Cinta Fitri. Padahal bila lebih banyak baca sana-sini, kritik yang sama berlaku juga untuk sinetron lainnya. Blogosphere pun pernah hangat dengan isu ini pada tahun 2006 lalu.

Jangan cuma kritik, belum tentu situ bisa bikin sinetron!

Kebanyakan penonton TV bukan pihak yang punya modal, pendidikan & SDM yang dibutuhkan untuk membuat sinetron. The producers and film makers do. Ketika muncul tantangan untuk bikin karya seperti apa yang dikritik, hal ini kadang baik sebagai rambu agar kita tidak asal kritik atau bahkan mencerca secara membabi buta. Namun bila diskusi dihentikan paksa dengan tuntutan ini, lama-lama orang akan enggan bersuara. Penonton punya ide dan opini, dan ini yang seharusnya bisa dijadikan masukan untuk para produsen tayangan TV. Jangan lantas menuding kritikus sebagai pihak yang sedang iri. Ha ha.

Ada juga pembelokan arah diskusi dengan membandingkan “kebusukan” yang tersaji di sinetron lain seperti Cinta Fitri. Atau menanggapi sarkasme dalam pengumpulan koin dengan menuntut penyaluran sumbangan ke kegiatan sosial lain. Membandingkan PyD/sinetron dengan SpongeBob adalah red herring yang lain lagi. Nggak apple to apple. Well you can leave the discussion at anytime if you have no better opinion. Or maybe you can create another post. It’s so easy.

Jangan masygul, karena hiburan adalah hiburan. Sinetron bukan edutainment dan dengan sendirinya tidak punya tanggung jawab yang sedemikian besar untuk mendidik & mencerdaskan bangsa. Dia adalah sinetron, bukan dakwah apalagi diskusi ilmiah (jangan membandingkan karena sekali lagi, not apple to apple). Kurang pas menaruh ekspektasi yang sedemikian besar karena fungsi utamanya adalah menghibur dan menghilangkan penat atau bahkan pelarian dari realita. I agree with this.

BUT, I also agree that this PyD thing (and most of the sinetrons -I don’t watch most of them) are too exaggerating. Totally. Cerita, penggarapan, karakter tokoh-tokohnya sampai ke durasi. Salahkah bila orang-orang lalu berharap tayangan yang lebih logis, realistis atau setidaknya durasi yang normal? Are we asking too much?

PS: Punya ide yang lebih baik untuk tayangan TV Indonesia? Kita bisa sampaikan melalui Pojok Pengaduan Komisi Penyiaran Indonesia. Punya masukan atau dukungan terhadap PyD? Bisa juga mention ke Twitter Sinemart.

Baca juga:

  1. Absurditas di Putri yang Ditukar – Nonadita
  2. Gerakan Koin untuk Sinetron Putri yang Ditukar – Herman Saksono
  3. Masih Mau Nonton Sinetron? – Leksa
  4. Belajar dari Nodame – Suprie
  5. Kualitas Buruk yang Terus Dipertahankan – Aankun
  6. Homo Sinetronosus – Pak Guru
  7. #41: Sinetron – Masova
  8. Ikutan Membahas Sinetron – Adhi Pras
  9. Sinetron Indonesia Miskin Cerita – Fudu
  10. Menalar (Polemik) Sinetron – Gentole
  11. Balada Argumentasi Sinetron yang Tertukar-tukar – Amed
  12. Putri yang Ditukar – Mamski
  13. Pilih Sinetron atau si Bolang? – Memethmeong
  14. Putri yang Ditukar – Sibair
  15. Sinetron Harus Mendidik – Mimit
  16. Putri yang Tertukar – Andy MSE
  17. Sinetron Lagi? – Chie
  18. Yang Bola Ditukar Putri yang Liar – Choro
  19. Bukan tentang Putri yang Ditukar – Chika
  20. Ini Kayanya Masalah Selera – Fenty
  21. Motivasi yang Ditukar – Oom Yahya
  22. Putri yang Ditukar – Wikipedia (coba baca deh Plot awalnya, harusnya Ikhsan meninggal)

PS: Ngeblog rame-rame dengan topik yang sama jadi ngetrend lagi ya? :mrgreen:

__________________________________
Mampir juga yuk ke Travel Blog Nonadita

66 thoughts on “Jangan Tukar Isu Putri yang Ditukar

  1. Saya baca tuh tulisan yang membandingkan sinetron PYD dengan Spongebob. Saya bukan pengikut keduanya, pernah nonton tapi hanya selewat saja. Setidaknya, menurut saya Spongebob jauh lebih menghibur dibanding PYD. *itu klo mau dibandingkan keduanya sih* 😀

    Tapi kalau ditanya apa yang sudah kita lakukan untuk membuat sinetron yang lebih baik, well, seperti yang Mbak Dita bilang kita–sebagai penonton–gak punya modal besar, pendidikan, dan SDM untuk bikin sinetron yang bagus, baik, mendidik.

    Saya juga setuju klo kita berhak mengkritik, namun bagi penggemarnya berhak pula untuk mendukung sinetron kesayangan. Pro kontra itu biasa. Tapi yaaaa kalo membaca komen2 di FP tersebut (komen yang mendukung sinetron) kesannya gimana yaaa? *garuk2 kepala*

  2. membandingkan PYD dengan SpongeBob itu seperti membandingkan sepatu olahraga dengan fine dining. Ga nyambung sama sekali jek 😆
    *merasa kasian dgn si pembuat postingan itu*

  3. Hmmm…hebat ya sebuah sinetron aja bisa jadi debat yg berkepanjangan. Menurut saya sih boleh2 saja kritik, tapi dengan bahasa yg baik, boleh diskusi tapi yang berisi 🙂 Menurut saya jg wajar klo debat jadi meluas karna emang ga ada yg ngebatasin jg kan, pada hakekatnya jg siapa pun boleh bersuara, klo dibatasin sih ya sudah bertentangan dong dengan semangat bebas mengemukakan pendapat. Klo toh tetep mau dibatasin ya cari moderator.
    Saya cuma suka heran aja klo ada orang yg suka marah2/emosi jiwa gara2 debat. Cobalah lebih menghargai pendapat orang lain, pasti ga akan ada rasa dongkol dan sebagainya deh, dan yg paling penting adalah debat itu tujuannya kan sharing pendapat, mau mendengarkan orang lain supaya kita lebih paham dengan permasalahannya, bagus2 klo ada solusi, jadi janganlah sampe berantem gara2 berdebat.
    Saran aja nih, kenapa kita ga coba bikin gerakan “Membuat naskah film yg bagus” trus dikirim deh ke Production House. Rasanya dulu jg ada gerakan yg bikin cerita pendek secara bersama2 kan, nah siapa tau ada yg tertarik buat dijadiin sinetron, menurut saya itu langkah yg lebih konkrit 🙂 *hanya berpendapat*

  4. logis dan realistis? kenyataan sudah begitu pahit. masak di TV pun mesti realistis juga? it’s a drama, it’s supposed to be dramatic. drama, drama. :p

  5. Hmmm…. Saya rasa, semua orang Mesir yang turun ke jalan yang menuntut Mubarak turun, atau mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang menuntut reformasi tahun 1998 itu belum pernah jadi presiden. Jadi saya pikir, untuk mengkritik suatu sinetron, kita ga perlu jadi produser sinetron dulu 🙂

  6. lumayan juga baca – baca dari link, wew..dari yang netral, plin plan, pro, kontra, lucu dan unik, pendapat hingga penalaran.. jadi tahu gambaran pendapat orang2 dunia maya.
    paling menarik buat saya adalah penulis – penulis yang mengkritik pembahasan pada penulis lain bukan bagian penulis yang mengkritik sinetron. thanks..

  7. haha…

    yg kerap dilupa bahwa sinetron itu pada hakekatnya adalah bisnis. dan karena bisnis maka hanya yg disukai penonton yang bertahan…

    belum lama ini ada sinetron yg dibintangi naysila mirdad, aku lupa judulnya namun kayaknya ditayangkan barengan PyD. namun mungkin hanya sebulan tayangan itu udah lenyap. artinya sinetron itu gak disukai pemirsa.

    bagi aku, kalu gak suka ya gak usah nonton. kalu memang tv udah dikapling orang rumah yang menjadi fans berat, kenapa gak cari akrivitas lain, ngeblog misalnya? hehehe

    sinetron itu pada hakekatnya tergantung selera. sama halnya dgn ada yang suka sama buku/film harry potter dan ada yg muak. itu biasa 🙂

  8. iya; @anggi and @roisoft
    ini bukan masalah suka gag suka untuk menonton film yang perlu ditekankan; tetappi jangakauan dari TV; TV yang satu2 hiburan bagi jutaan masyarakat; mungkin masih beruntung orang yang punya Cabble TV; HIgh internet access; mall dimana-mana, hiburan tinggal gesek credit card; tapi semua itu hanya bisa dinikmati oleh 25% msy yang dapat kemudahan akses itu; sementra sisanya adalah penikmat TV; khususnya sinetron; nah kalo sisanya itu; apalagi bla sisasnya itu adalah influencer di rumah tangga ato anak anak kecil?? efeknya bisa memperlambat akselerasi pertumbuhan pola pikir bangsa ini lho?? liat tuh isinya sinetroon; hamil muda; orang jahat masuk neraka; hidup foya foya?? do we really care about our nations actually?

  9. ahhhh…setau ane tuh sinetron indo bikinnya monoton… plagiator… gk kreatif kecuali 1 sinetronnya Dedi Mizwar yang di SCTV itu yg tayangnya tiap bulan puasa. itu baru Sinetron yang mendidik…… apalagi CInta Fitri… sinetron gitu bs dapet Award Sampe kayak inget Sinetron Tersanjung 1-6 … ahhh tau dah… ane bingung … mending kabuuuuur

  10. Kritik saja, soal hasil itu masalah lain. Makin banyak yang kritik, tentu pihak yang bertanggungjawab juga akan berpikir ulang. Tapi hati-hati juga, jangan sampai kritik yang membabibuta malah membuat sinetron itu jadi naik daun ^_^

  11. baru tahu soal heboh ini (kemanna aja sih??)
    sempet ngikutin di awal (hah!),
    dan beneran deh. heran kalau ada yang masih ngikutin ampe sekarang.
    ampe jam setengah sebelas! di weekdays!

    dan masalah protes ini bukan sekedar : pilihan selera atau gimanah, tapi ini berlebihan..
    upacara kenegaraan ajah gak sampe 3 jam loh.
    pertandingan bola itu 90 menit di tambah ngemeng – ngemeng prediksi dan sebagainya mentoknya dua setengah jam. inni ampe 3 jam??

  12. Sinetron ala Indonesia mayoritas merusak pola pikir dan pola sikap anak bangsa ini… Sebagian menjual mimpi yang ‘lebay’ sehingga mempengaruhi para penonton untuk senang bermimpi namun malas berbuat… Sebagian mengumbar aurat dimana-mana, akibatnya banyak remaja putri yang ikut-ikutan buka paha di depan umum…

  13. lebih baik jangan membanding bandingkan, bagi yg suka silahkan nonton dan bagi yang tidak suka jangan menggosipkan yg tidak tidak karena setiap orang punya haknya masing masing, karena juga di dunia tidak ada yang absolut bagus dan jelek

  14. Pikiran saya sih sederhana ajah…udah ditukar ajah, durasinya bisa selama itu…apalagi kalo tuh putri gak ketuker coba! Coba deh kalo celana ketuker pasti pengen buru-buru kita kelarin dan balikin. Lah ini putri ketuker sekian lama :p

  15. lumayan juga baca – baca dari link, wew..dari yang netral, plin plan, pro, kontra, lucu dan unik, pendapat hingga penalaran.. jadi tahu gambaran pendapat orang2 dunia maya.
    paling menarik buat saya adalah penulis – penulis yang mengkritik pembahasan pada penulis lain bukan bagian penulis yang mengkritik sinetron. thanks..

  16. Gosh.. bener2 suka sama post ini, absolutely agree !!!
    Di satu sisi, sinetron Indonesia itu dahsyat luar biasa dalam hal kemampuannya membius penonton (of course yg suka sinetron) sehingga jadi kecanduan, klo ga nonton sekali aja bisa sakau. Kayaknya ga ada di negara lain yg bisa bikin kyk gini.
    Tapi klo bener2 dikaji dari segi kualitas… saya yakin ada tanda tanya besar disana.
    Isn’ it ???

  17. Semakin menderita, semakin tinggi rattingnya.. Hiburannya kok ya dgn melihat orang lain menderita. Mudah2an ini semua segera berakhir.. (⌣́_⌣̀)

  18. Tak ada fasilitas dan kesempatan tentu tak ada creativitas. Siapapun bisa membuat apa yang ingin dibuat, jika ada kemauan dan tentu fasilitas serta kesempatan. Permasalah hidup adalah, mau menghibur saja, berdakwah, berbisnis saja, atau memiliki tujuan yang lain. Pertanyaannya, di mana kita akan menjatuhkan pilihan hidup ini? Karenanya, ada peperangan antara yang berniat baik dan yang berniat merusak, meskipun tak disadarinya. Artikel yang bagus…salut.

  19. putri yang ditukar adalah sinetron favorit saya,,,,suka nonton tiap malam ,,,tapi kadang juga kesal,,,,ceritanya ga kelar kelar,,,,muter aza,,,jadinya geregetan deh,,,,,

  20. yah, gitulah keadaannya. semua terlibat sih menurut gw, penonton, pembuat, penayang, semua bertanggungjawab. karena sy seorang penonton, maka sy akan menjaga keluarga sy agar tidak menonton sinetron model macam gini.
    mulai dari diri sendiri aja dulu..

  21. Hahaha…saya belum pernah nonton PYD itu….sekarang mendingan nonton OVJ, ngenet atau main ma keponakan2 saya aja…masih banyak pilihan kok 🙂

Leave a Reply to Anggi Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: