Malam ini, saya menonton My Best Friend’s Wedding, untuk yang ketiga kalinya. Film ini adalah salah satu film drama yang saya sukai, beberapa di antaranya adalah Stepmom dan Pretty Woman. Kebetulan ketiganya dibintangi oleh Julia Roberts. Saya bukan penggemar film drama, namun memang ada beberapa film drama yang layak untuk ditonton, contohnya adalah beberapa film tadi. Sehari-hari, saya lebih suka menyimak film superhero, sci-fi dan komedi.Bagi yang belum pernah menonton filmnya, here’s the story. Jules (Julia Roberts) adalah sahabat Mike (lupa siapa pemerannya) selama lebih dari 10 tahun. Jules datang ke
Pada akhirnya, Mike menolak petualangan cinta yang ditawarkan Jules dan memilih kekasihnya yang selama ini ada untuknya. Dramatis.
Jules jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Perasaan itu bukan muncul pada saat mereka bersama, malah menjadi jelas pada celah kemungkinan kebersamaan mereka telah hampir tertutup. Kejelasan perasaan itu menjadi samar karena disandingkan dengan keinginan Jules untuk jadi pemenang yang mendapatkan haknya. Jauh bertahun-tahun sebelumnya, Jules dan Mike pernah membuat suatu pernyataan, bila telah sampai pada usia tertentu dan mereka masing-masing belum mendapat pasangan, maka mereka akan menikah.
Saya pernah jatuh cinta pada sahabat sendiri. Faktanya, beberapa kali persahabatan mengawali perasaan sayang saya pada orang lain. Pernahkah anda mengalaminya? Salah satu hal menyenangkan dari ini adalah bahwa kita sudah saling mengenal diri dan lingkungan masing-masing, maka pengertian lebih mudah tercipta. Perubahan status hanyalah formalitas belaka.
Dalam beberapa kasus, justru yang terjadi adalah kebalikannya. Perubahan status tidak menuju peningkatan kualitas hubungan. Misalnya nih, selama menjadi sahabat, anda tahu dia suka flirting terhadap cewe/cowo lain. Bisakah anda percaya padanya selama sisa hubungan anda? Sedangkan kita tidak bisa begitu saja mengubah perilaku di hadapan orang yang terbiasa melihat kita dalam keadaan terburuk sekalipun (yang saat itu sudah menjadi pacar).
Untuk topik ini, saya sama sekali belum punya kesimpulan. Sampai saat ini pun, jatuh cinta pada sahabat belum bisa dikategorikan sebagai ‘tabu’ atau ‘anjuran’. Just go with the flow. Jatuh cinta pada siapa pun bukan dosa, bila tidak dilakukan di atas penderitaan orang lain.
3 thoughts on “My Best Friend’s Wedding”
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
salam kenal.
apa sec arti best friend menurut kamu.?
n sapa sec best fren kamu, n napa kamu anggap best friend.
film ini bagus banget aku juga sukaaa banget sama film ini, terlebih caranya jules pas ngajak kim en mike ke resto yang ada karaokenya, kim yang nggak bisa nyanyi awalnya ragu dan malu, eh ternyata malah menarik perhatian semua orang yang ada di situ, dan nggak lupa, dia bikin mike pun tersenyum. wow…
dan, jules harus berusaha kayak gini : “mmm…. ngomong nggak yaaaa????”
aduuhh… gemes banget pokoknya 🙂