Sungguh kegiatan merokok sedemikian dekat dengan kehidupan kita yang suka berkumpul-kumpul. Kumpul-kumpul rasanya belum lengkap bila tidak ada rokok (aiihh betapa tidak sehatnya).
Pada beberapa kegiatan yang saya ikuti, sudah jadi kebiasaan bagi beberapa orang mengalokasikan dana untuk “uang rokok”. Ya semacam uang lelah atau uang saku, biasanya untuk mereka yang mengerjakan pekerjaan teknis semacam petugas kebersihan dan sopir. Tidak masalah dengan memberikan uang lelah sekedarnya, tapi kalau disertai dengan ucapan “ini Pak, ada sedikit uang rokok”, bukannya malah mendorong mereka untuk membeli rokok ya? Jadi tersugesti untuk merokok gitu.. Untuk teman-teman yang berbaik hati memberi “uang rokok”, maukah menggantinya dengan ucapan “Pak, ini ada sedikit uang buat jajan pulsa” atau “Pak, ini buat jajan nasi padang”. Harga rokok ngga jauh beda dengan harga voucher pulsa atau nasi padang tho? Jadi saya kira penggantian kalimat tersebut masih relevan.
Saya pernah menghadiri tahlilan (pengajian) yang salah satu “hidangannya” adalah rokok (di samping kue-kue kecil). Hal ini dilatarbelakangi kebiasaan warga setempat untuk ngobrol-ngobrol sambil merokok setelah tahlilan usai. Padahal orang yang dingajikan di pengajian tersebut meninggal karena sakit pernafasan, sebab pernah jadi perokok berat semasa hidupnya. Can’t all those people learn from it? Ironis. Sungguh ironis.
Yah, “orang kita” memang makhluk sosial, sangat sosial. Senang berbagi rejeki untuk membuat acara kumpul-kumpul semakin menyenangkan, dan kita jadi semakin akrab. Namun, bagaimana dengan tidak usah mengajak si rokok untuk ikut kumpul? Bisa jadi lebih menyenangkan dan (pastinya) lebih sehat untuk kita semua.
Moral postingan ini: Menjadi akrab tak selalu harus mengorbankan kesehatan kita (dan orang lain).
14 thoughts on “Maaf, Tak Ada Uang Rokok di Sini”
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Kalo orang batak punya acara, mesti ada bir.
Kalo gw sih mau ngasi ya ngasi aja, ga perlu pake omongan…(biar ngirit omongan..hihihi)
Atau cukup dengan kata terima kasih…jadi pas kita ngasi tuh uang, kita ucapkan “terima kasih”, lebih baik bukan?!?!?!?! 😀
Tapi saran buat dirimu yang memerangi para perokok (hahahaha), pas ngasi uang bilang ke orangnya “Pa…ini ada uang sekedarnya, jangan dibeliin rokok ya…”
Kalo untuk urusan makhluk sosial emang bener bgt…buktinya korupsi aja sampe harus bareng2..wakakakakak
mana enak ngumpul2 kalo ga ada rokooookkk??? gimana sih dit? 😀
klo ngumpul2 sesama yang ngerokok sieh gak masalah ya kayaknya, selama tau aturan aja dan gak ngelanggar hak asasi orang lain untuk bernapas bebas 😛 *pembelaan diri gini gak sieh gue hi3 *
ya neng…berarti kamu aja yg ngalah gimana ?
mun aya nu ngerokok kamu yang menjauhi mereka hehehhehe :p
dari pada cimeng, lebih baik rokok…nggak bakalan digrebek aparat keparat 😀
Lho…mending disediain rokok to…daripada disediain VODKA sama MANSION kan tambah runyam….hahahaha
aaah mendingan di taroin toga miring huehuehueheuuu….
la wong nek bar mangan ora ngudut rasane kecut pisan koh!…sante baen son!
*parto mode [OFF]
waduuh..temenku bisa pada protes semua kalo ga boleh ngrokok..:(
setuju banget! step1. jadikan rumahmu areal bebas asap rokok!
saya suka baca blog sampeyan selalu ada pesan moralnya di akhir artikel, semoga bermanfaat selalu bagi yang baca dan semoga dilakukan ikhlash karena ALLAH dan berbuah pahala .. aminn ..
setubuh! kek di rumah sayah di jawa, setiap ada tahlilan bapak-bapak (bukan tahlilan buat orang meninggal) selalu disediakan ROKOK…pan mendingan uang rokoknya dibeliin buah yak, biar sehat gitu, udah gitu….ngerokoknya bareng2 pulak bikin seisi rumah pekat dengan asep rokok, untungnya sayah sudah menikah dan tinggal di bogor…jadi nggak senewen lagi klo ada acara-acara gituan.
*ngos-ngosan….