Dari Mana Asalmu?

Siang tadi saya rapat dengan dua orang teman saya. Dua orang pria dari negara yang berbeda. Mereka belum pernah ketemuan sebelumnya. Mereka pun berkenalan dan bisa langsung mengobrol dengan akrab.

………..
(bla..bla..bla..)

P*blo: So, where do you come from?
Ram*n: I’m from Philippine, and you?
P*blo: I’m from Spain.
Ram*n: Owh.. Philippine was a colony of Spain..
P*blo: Yes! For about 300 years, and then colonized by America.
Ram*n: ……..

Oouucchhh!!!
(End of conversation)

Sejumlah teman saya adalah orang asing, kebanyakan dari mereka merupakan orang yang menyenangkan. Tapi saya belum punya teman yang berasal dari Belanda. Ketemu teman yang berasal dari negara penjajah, apakah saya akan speechless juga? Minder? Ilfeel? Humm.. harusnya tidak. Tentu saja tidak. Saya mengenal beberapa teman dari Jepang, mereka baik πŸ˜€

Pesan postingan ini: Ketemu “bekas penjajah”? Jangan langsung diam aja dong ah!

45 thoughts on “Dari Mana Asalmu?

  1. haha, bosku sekarang orang Belanda. tapi ga pernah minder ato gimana2 ama dia, tergantung orangnya juga sih bener kata pak Mbilung

  2. tgtg attitudenya ‘penjajah’ itu jg kali ya… klo cr ngomongnya ky P*blo ituh mah… mengorek luka lama… ga dibalang ma si Ram*n jg dah bagus….

  3. Pernah sekali meeting dengan orang Belanda dan bertepatan dengan peringatan 400 tahun Vereenigde Oost-Indische Compagnie … dia gak bisa jawab lho, kalo ditanyain kenapa dulu menjajah Indonesia, terus gak ninggalin sesuatu yang berharga πŸ™‚

  4. temenku pernah nganter prof Belanda yang lagi seminar di sini. Salah seorang ngomong tentang Indonesia yang bekas negara jajahan Belanda tapi setelah merdeka tetep miskin. Mereka pake bahasa belanda dan temenku kebetulan ngerti. Sayang dia hanya diam saja. Klo saya akan dilabrak “situ yang jajah kita ampe semiskin2nya, ampe kita lumpuh dan ga bisa bangkit lagi”
    hehehhee menyalahkan orang memang maknyus..
    salam

  5. Sepertinya udah nggak relefan lagi dikotomi penjajah dan yang dijajah. Kita semua duduk sama rendah kok… heheh
    btw, ‘lam kenal ya..

  6. kebetulan sy punya byk teman jepang dan belanda…mereka baik, mungkin kalo dlm persahabatan lbh tulus drpd org indonesia πŸ˜€

  7. dulu pernah audit perusahaan milik bekas penjajah, orang jepang.
    pas pamit, terakhir mau pulang dia bilang
    “shimizu… shimizu…” sambil nyalamin kita.

    bingung langsung. bilangnya usaha pelayaran
    kok bawa bawa merek pompa air. satu team jadi curiga
    pas di tanyain ke sekretarisnya…
    ternyata maksut nya dia bilang “nice to meet you”

    speechlessnya malah sama si sekretaris…

  8. udah pernah chatting ama orang blanda…

    untungnya masih ada cukup toleransi untuk nggak membahas itu…

    justru sekarang saya tau pendapat yang mendukung bahwa budaya korupsi sedikit disumbangkan oleh belanda πŸ˜›

  9. Ketika saya bertemu jepang (dulu saya kerja di perusahaan jepang) dan belanda, saya tidak akan diam. Itu terbukti dari seringnya kami saling memaki jaman dulu.

    Dalam bahasa masing-masing tentunya πŸ˜€

  10. Penjajah? Penjajah apa nih..? Hati atau Negara?
    Kalau dengan mantan penjajah hati which is means mantan pacar, saya selalu berusaha bersikap baik, Mbak.

    Met kenal Nona Dita yang terkenal, hehehe …

  11. Dari Mana Asalmu? Saya berasal dari Kota Solo, Non. Solo adalah kota di Jawa Tengah yang bla bla bla…. (Nonadita pernah ke sana?)

  12. aku bakal ngajak orang londo itu ngopin dan mengatakan padanya bahwa negaranya ndak mutu karena telah deng begitu saja meninggalkan indonesia. lihatlah.., indonesia sekarang dijajah kaum neolib. bwahahahaha…

  13. JAV? apa-an ya? kek pernah denger.. ahaha…

    tapi ya benerlah, ga perlu minder ketemu penjajah, harusnya mereka yg malu karna teramat murka dan menyiksa. Meski tetep miskin sperti apa yg mereka bilang, tapi toh kita bisa merasakan kemerdekaan untuk memilih, meski saya slalu golput kalo pas pemilu.. haha.. apa sech…

  14. Kebetulan tempat saya kerja banyak menjalin kerja sama penelitian dengan lembaga-lembaga sejenis dari Belanda. Biasanya sih biasa aja, apalagi kalo sama golongan muda, mereka bahkan mungkin sudah tidak peduli sejarah hubungan kedua bangsa. Kecuali bahwa si Belandanya sebagai promotor studi doktoral orang sini, ya interaksinya sih biasa aja. Tapi pernah suatu ketika mendengar pidato pembukaan seminar oleh seorang tua dari mereka yang mungkin cukup banyak menyelami hubungan kedua negara. Dia menyebut hubungan masa lalu Indonesia-Belanda sebagai titik kelam dengan suara yang terdengar agak terharu.

Leave a Reply to ND Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: