Seperti hari-hari sebelumnya, Bogor mendung sore itu. Dingin rasanya semakin menjadi padahal dia hadir setiap hari. Sesekali kilat menyambar di kejauhan, disusul geluduk yang terdengar kemudian. Di bawah sore yang murung itulah saya kembali bertemu dengannya, seorang teman lama.
Kami sedang mengantri di restoran fast food yang sama. Tiada teman lain akhirnya kami memutuskan untuk duduk satu meja. Gayanya tak banyak berubah. Setelan kerja sederhana dipadu perhiasan emas seadanya. “Baru tunangan kemarin”, sahutnya menunjukkan jari manis kirinya.
Akhirnya kami bercakap berdua, tentang masa kuliah yang telah lalu hingga beberapa isu terbaru. Dari gosip tentang mantan pacarnya, sampai kasus “cicak vs buaya”. Padahal sebenarnya saya sudah mulai kehilangan minat untuk mengikuti perkembangan kasus ini, tapi ada pendapat darinya yang baik untuk dibagi.
Teman saya ini peduli pada hal-hal terkait anti korupsi. Nggak suka juga dengan perkembangan perang-reptil yang semakin berlarut-larut ini. Istilahnya lucu juga, perang reptil Tapi dia punya cara sendiri. Bukan latah ikutan Cause di Facebook atau pakai baju hitam seperti kebanyakan dari kita.
Dia membuat benteng untuk dirinya sendiri. Dengan membuat laporan keuangan apa adanya, menyerahkan bon pembayaran asli tanpa rekayasa, menggunakan modem dari kantor hanya untuk bekerja dan nggak “nembak” untuk mendapatkan SIM-nya. Hal-hal sehari-hari yang memang “seharusnya kita kerjain tanpa perlu diundang pake Cause duluan”, katanya. “Apa semua para pegiat anti korupsi di Facebook itu nggak pernah nyogok polisi kalau ditilang?”, tanyanya. Entahlah.
Gerakan massa via teknologi 2.0 memang penting untuk menyebarkan kesadaran bersama. Tanpa Twitter dan Facebook, mungkin perhatian terhadap cicak versus buaya godzilla tak akan sebesar hari ini. Tapi yang harus disadari, terkadang beberapa hal turun dalam waktu yang sama cepat dengan ketika naik. Isu baru bisa muncul di jagat web 2.0, dan kita pun akan lupa dengan Cause-cause yang telah lalu.
Moral postingan ini: Aksi yang besar akan efektif bila dimulai masing-masing pribadi. Menyalahkan orang lain yang korupsi itu mudah, tak sesulit dibanding kita membentengi diri sendiri. Lakukan aksi kecil namun konsisten, sudah bukan waktunya menunggu lagi.
Masih semangat mendukung gerakan anti korupsi? Punya ide yang bisa dibagi?
Suarakan aksimu hari ini!
44 thoughts on “Nggak Cuma Latah di Dunia Maya”
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Bingung aku..sumpah!ga tau mau komentar gimana..
Idem sama temennya itu aja deh..
(Pdhal SIMnya itu dulu..)
Dan sayangnya karena banyaknya ada juga yang kadang ndak ngerti esensi dan message yang hendak disampaikan.
Main join ajah tuh group, yang penting ikutan. Padahal khan yang paling penting pesan yang mau disampaikan ituh dimengerti masyarakat banyak. Buat apa banyak pendukung kalo ternyata pada gak ngerti juga…
jadi kapan tunangan?
Setuju sama temanmu yang (pasti) bijak itu. Hal kayak gini nih yang jarang dipreteli (maksudnya saling mengingatkan untuk mulai anti-korupsi dari diri sendiri, jarang di-exposed media). Jadi inget zaman kerja dulu, sering korupsi waktu — dateng telat, pulang cepet *maluuu*.
Terima kasih untuk postingan pengingatnya, Dita *gaya, sekarang berani manggil pake nama langsung, gak pake ‘Mbak’ kayak dulu — kita cuma beda setahun ternyata, ya ampyuun* 😀
Apa sikap anti jadi PNS saya juga bisa mencegah korupsi ya? (makan gaji buta .red)
Pertama kukatakan,
Aku suka gayamu merangkai kata Non, hingga tercipta kalimat yang membuat terbaca dengan indah
Kedua kuatakan,
Non, pesannya ngena banget. Aku kagum sama sahabatmu dan aku sedang belajar melakukan hal itu, meski tak mudah tapi juga tidak sulit.
Jadi, semoga kita bersua di Mancing Jilid Tiga 😀
Saia bikin SIM gak pengen nembak
tapi dijebak
Terpaksa akhirnya nembak juga
Kacau kan?
______________________________________________
Tidak menolak kunjungan Anda ke blog saia yang lain di http://rizaherbal.wordpress.com/
bener ya, kita kok cenderung nunjuk orang koruptor, padahal kita sendiri punya kontribusi kenapa mereka begitu.
emang benar, berbenah harus mulai dari diri sendiri.
kenapa harus merahasiakan nama gw di postingan ini sih? tulis aja… gak apa-apa kok….
sudah dua kali punya SIM
pertama “dijebak” tapi bersyukur yang kedua sudah bisa lolos dengan test.
ternyata nggak sulit kok, walaupun memang ngantrinya minta ampun.
mari kita mulai dari diri kita sendiri, dari hal-hal yang terlihat sederhana
@ lekdjie: wah dulu SIM-nya nembak kah? Laporin pulisi ah
@ bukan facebook: mungkin perlu ada Terms and Conditions sebelum join group? Haha!
@ Kebon Jahe: tunggu aja kabarnya, re 😀
@ diar: syukurlah kalo postingan ini jadi pengingat hehe! iya korupsi waktu ini kadang suka ga kerasa 🙄
@ mawi wijna: anti-jadi-PNS-korup kali yah lebih tepatnya. PNS (mungkin) ada juga yang bersih..
@ achoey: terima kasih atas sanjungannya, Kang. Duh jadi malu ..
@ the riza: woh jebakan? aneh2 aja
@ amelia: bener. Kadang2 tanpa terasa kita yang membuat celah untuk korupsi itu ada
@ ichanx: lo kan belum tunangan chanx 😯
@ melinda: saya belum punya SIM, mudah2an nanti bisa punya dengan cara yang sewajarnya hehe
coba temenmu itu di akar kuadratkan biar jadi banyak jeng 🙂
ahhh jadi inget nembak paspor 🙂 alasan gak mau buang2 waktu dan penantian yg gak jelas nembak terkadang jd andalan 😉
wah ikut yang diatas aja deh.
salam kenal
bagaimanapun gerakan maya seperti cause @ facebook itu fenomena dari beberapa rakyat endonesya yang sedang kecewa. faktanya, belum tentu yang mendukung gerakan tersebut bebas dari perbuatan kurang mulia. tapi it’s oke… namanya juga fenomena web 2.0
aku sendiri nggak ikut undangan itu, karena alasan yang amat pribadi. Aku gak mau sekedar ikut-ikutan sesuatu yang belum jelas vonisnya. mending ngaduk kopi buat tamu aja :p
hmm.. pasti pernah nyogok juga tuh, ga mungkin nggak, he.. 🙂
dunia ini penuh tanda tanya.. haha..
eh…. saya perpanjangan sim gak nembak lhooo….
*sombong*
Saya paling tidak berani kampanye Go green slama ini.
soalnya baru bisa buang sampah di tempat sampah doang.
lainnya belum hehe.
Padahal korupsi kecil-kecilan suka kita lakukan, seringnya kalo lagi ditilang polisi dijalan, bukankah ini cermin kecil dari kasus cicak vs buaya, bahwa carut-marutnya memang sudah dari level akar rumput…
Aq dah hampir seminggu gak ngikutin perkembangan pemberantasan korupsi khususnya cerita cicak vs buaya. Tp bener tuh kata teman mbak, klw mmg niat gak harus di gaung2kan di FB. Misalnya gak korupsi cewek sampe harus punya istri banyak..hahahaha
berawal dari diri sendiri,
great !
salut buat kawanmu,
dan kau tentu saja 🙂
dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal-hal kecil… kata aa gym itu juga bukan kata sayah
@ geblek: dikloning gitu maksudnya? mana bisa :p
@ and1k: salam kenal juga
@ MT: yah gerakan maya seperti Cause bagus juga untuk menyebarkan pengetahuan, mudah2an aja tidak sekedar mengaburkan permasalahan
@ andrie callista: kenapa tidak optimis bahwa ada orang yang tidak pernah nyogok? 😉
@ itikkecil: wah mbak ira hebat! saya belum punya SIM euy
@ tiyoe: buang sampat di tempat sampah juga udah aksi yang baik dan patut disuarakan lho
@ tukangpoto: nah itu kita yang di akar rumput ini mesti bisa membentengi diri sendiri
@ bandit batak: kalau punya niat, yang penting laksanakan di diri sendiri dulu. Digaungkan di FB baik untuk membuat skalanya lebih luas lagi
@ warm: terima kasih, warm!
@ ontohod: hooo Aa Gym benar untuk hal yang ini
Memang kadang2 suka kesel kalo kita udah berusaha jujur terhadap sesuatu, tapi tiba2 ada orang yang curang. Misalnya klo ngantri aja, kita udah berusaha buat ngantri biar tertib, eh tau2 ada yg nyerobot gitu aja tanpa rasa bersalah. (Curcol deh :D)
Tapi bukan berarti kita menyerah untuk tidak berbuat baik, memang mesti dari sendiri dan mesti ada semangat untuk tetap istiqomah 🙂
Kesadaran anti korupsi tuk “tidak mengambil atau menerima” memang gampang, tapi “tidak memberi”? Hidup bisa susah kalo seperti itu, kecuali kita bawa hidden camera kemana2 dan publikasi (beserta segala resikonya) tiap kali “terpaksa memberi”. 😉
Sekalipun dituduh banyak yang ikut latah, mengumpulkan sejuta pendukung IMO bukan perkara mudah kalo isunya gak penting banget. 😉
Yang gampang aja deh, ngurusin KTP nggak nembak. Begitu aja sudah susah, kalau orang Kelurahannya nggak disogok, ngetik KTP-nya aja lelet bener..
perbaikan memang pelu dilakukan di berbagai aspek, terutama moral para pejabat bangsa ini….
Ehm, SIM dan KTP saya semuanya menggunakan “jalur khusus”. Tapi untuk SIM, memang saya tidak berani memiliki bila belum mempunyai kemampuan dan rasa tanggungjawab yang pantas untuk itu. Tapi memang sih, saya telah berbuat tidak jujur 😀
Salam kenal mbak!
Cicak vs Buaya sepertinya memang kisah yang ‘bakalan’ habis termakan waktu. Kecanggihan ICT membuat berita lalu-lalu seakan tak penting untuk diungkit kembali. Jadi hanya waktulah yang bisa menjawabnya. Salam kenal mbak Dita!
Aksi yang besar akan efektif bila dimulai masing-masing pribadi.”
Saya suka sekali statement ini !
Suka sekali !
bikin sim bisa kaga nyogok?….. dimana itu?……. aku dah lebih dari lima kali bikin sim….. udah berusaha untuk mengikuti prosedur….. tapi jawaban soal ujianku dimanipulasi agar tidak lulus…. kemudian ditawari jalan nyogok…….. terakakhir aku bilang pak aku pengen ujianku yang sebenarnya aja….. dia kurang puas terpaksa aku sogok dulu….. setelah itu malah jawabannya dikasihkan aku biar periksa sendiri…. ternyata aku lulus…. cuma satu tanda lalulintas yang aku salah jawab…. setelah itu masuk kamar lain …… yah…. di sini tetap disuruh nyogok juga…… nasib….. bikin sim itu paling tidak berurusan dengan lima orang polisi….. bohong lah kalu semuanya kaga doyan sogokan….. satu sih mungkin…. itupun karena lagi bete aja kali dia …….
Setuju sekali … semua dimulai dengan prilaku pribadi yang tidak kompromi terhadap korupsi …
(soal SIM .. saya baru bikin SIM C bulan Agustus dan tidak keluar uang apa-apa selain yang resmi untuk formulir/administrasi … memang perlu sedikit persisten dengan ujian yang dihadapi .. )
Dan sayangnya karena banyaknya ada juga yang kadang ndak ngerti esensi dan message yang hendak disampaikan.
pusiiing………
susah ya cuman mo comment aja susahnya minta ampyun……
Memulai dr diri sendiri itu susahnya minta ampun. . . Mengaca dg menyalahkan ternyata lebih mudah menyalahkan.
jadi inget pacar saya dulu latah, tp sekarang udah enggak. jadi latah itu bukan penyakit.
Indonesia negara latah, apaan sih yang gak diikutin di Indonesia?
keren. .ada moral postibgannya juga. .
kreatiff. .:D
bingung mau ngmentari apa. .
aneh amat
emmhh pokonya satukata deh buat para koruptor GAK TAU MALU…!!!