Its been two years since my first JGTC. Pertama kesana gw masih tingkat satu (yah jadi ketauan de angkatan gw), yahh masih bau putih abu-abu gitu lah.. Ada yang berubah untuk kunjungan kali ini. Yang pasti gw lebih menikmati, baik dari acaranya maupun partner jalannya.Yang masih belum berubah adalah mupengnya gw ngeliat tu kampus.. hhh.. sekitar dua taun setengah lalu gw mencoba masuk tu kampus dan ternyata tetowww…MISSION FAILED.

Jazz. Hm.. actually im not a jazz listener. I like many kind of music. Sebagian besar musik yang gw suka disebabkan karena kebetulan lagunya cocok ama suasana hati gw. Atau nadanya ga terlalu sulit sehingga gw bisa nyanyi. Hehehe. Ketertarikan gw sama jazz berawal dari hobby gw nonton TV jaman muda dulu.. (masih SD, ABJ lahh). Ada iklan tertentu-biasanya pengumuman reuni atau susunan acara-yang menggunakan jazz sebagai musik latar. Dan gw suka. Saat itu-entah karena masih muda atau apa-gw inget nada-nada yang gw denger. Begitu gedean dikit-ABG, bukan ABJ lagi-gw baru tau, o itu tuh namanya jazz.

Gw pernah denger ada orang bilang, “ngapain si dengerin jazz, gw sih ga ngerti..”. lalu gw pikir, lha emang jazz-juga musik-musik lain-emang bukan buat dingertiin. Untuk didengar dan dinikmati. Kalkulus, Sosiologi, segala rumus dan teori, itu yang harus dingertiin. Ga perlu ngerti untuk bisa menikmati. Kalo gw ngerti musik jazz (how to play it/sing it), gw kesana untuk manggung dan bukan nonton doang.

Jazz tu komunikatif banget. Musisi selalu membangun suasana hangat dengan penontonnya. Ya karena habitat jazz kan kafe-kafe, penonton lebih sedikit dibanding konser boyband. Nggak cuma itu aja. Perhatiin deh liriknya. Seakan itu obrolan yang penyampaiannya dilagukan. Have u ever heard it before?yahh…tetep aja sekarang gw lebih suka denger R n B. Jazz kadang-kadang aja….

4 thoughts on “JGTC

Leave a Reply to arentin Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top
%d bloggers like this: